“katanya mahasiswa, tapi kok apatis sama lingkungan sekitar”
“katanya agent of change, tapi kok gak peka sama lingkungan sekitar”
“katanya mahasiswa, tapi kok apolitis”
“katanya mahasiswa, tapi kok golput”
My Point of View
“katanya mahasiswa, tapi kok apatis sama lingkungan sekitar”
“katanya agent of change, tapi kok gak peka sama lingkungan sekitar”
“katanya mahasiswa, tapi kok apolitis”
“katanya mahasiswa, tapi kok golput”
Sepertinya aku harus mulai berdamai dengan kota tepian ini. Kota yang dulu sempat membuatku merindukannya. Tapi selama 2 tahun kebelakang aku maki-maki karna sifatnya yang kurang ramah padaku.
Yah, dulu saat aku masih bersekolah, aku selalu ingin berlibur dikota ini, selalu ada perasaan tenang saat kekota ini. (Baca : Kota Mahakam), aku tidak tau apa yang membuatku dulu amat berat meninggalkan kota ini dan selalu merasa ada yang memanggilku untuk datang ke kota ini. Mungkin karna dulu aku merasa akan menemukan mozaik hidupku disini. Tapi kenyataannya, aku dihempaskan dengan pencitraan palsu.
2 tahun kebelakang aku amat sangat membenci kota ini. Kota yang tidak pernah ramah padaku. Mungkin dapat dikatakan aku mengalami culture shock. Tapi apapun namanya, aku tidak suka dikota ini. Sudah ku bilang kota ini tidak pernah ramah padaku.
Aku ingin kembali ke zona nyamanku, kota dimana orang tua ku berada. Kota yang dulu sempat ingin aku tinggalkan karna gombalan kota mahakam yang menawarkan berbagai keindahan.
Aku mulai merasa kangen, ingin kembali kekehidupan yang tenang tanpa perlombaan harta, kekuasaan & aksesoris.
Aku merindukan saat terbangun tengah malam & menyadari bahwa aku masih dirumah, bukan dikamar kecil sempit yang harus ku bayar tiap bulan.
Aku merindukan saat pagi hari berangkat sekolah mencium tangan kedua ortuku, namun kini yang ada adalah jika aku pamit pergi dan mencium tangan kedua tangan orang tuaku, artinya aku tidak akan bertemu mereka selama 1 bulan kedepan karna aku harus kembali ke kota ini, menjalani tanggung jawab penddidikanku.
Aku merindukan setiap pulang sekolah ada ahda (adikku) yang sangat antusias menyambutku pulang karna ingin bermain bersama ku dan menanyakan hari-hari ku disekolah bersama teman-temanku, tapi yang sebenarnya ialah kini tiap aku pulang ,bertambah satu helai rambut orang tua yang mulai memutih.
Aku merindukan saat aku pulang terlambat, ada yang menelponku untuk menyuruhku segera pulang, walau kesal namun tetap membukakan pintu rumah, bukan bingung saat pulang terlambat akan tidur di kosan siapa.
***
Aku mendapat 2 bulan liburan fuul dikota tempat orang tua.ku tinggal. Tapi aku merasa ada yang hilang, aku merindukan kehidupanku di samarinda. Aku mulai merindukan hal-hal yang dulu aku maki, aku merindukan kulinernya, suasananya, kegiatannya, dan tentu saja orang-orangnya.
Sejenak berpikir, melihat kebelakang, aku sudah setengah jalan mengejar mimpiku, menyelesaikan hal yang membuat orang tuaku rela melepasku agar aku bisa mempunyai kehidupan sendiri.
Aku mulai merindukan kehidupanku selama dikota ini, terlebih kepada orang-orangnya.
Yah, sepertinya aku harus belajar berdamai dengan kota ini, karna pada nyatanya, kehidupanku telah berpindah kekota ini. Membuat kehidupan baru dikota ini, belajar menjalani hal-hal yang aku maki itu sebagai pemakluman. Ini lapanganku, ini ladangku, membebaskan kreasi dan tindakanku disini. Dan masih berharap mozaik-mozaik hidup akan terkumpul dengan lengkap.
*untuk kota tempat aku tumbuh, tempat orang tua ku tinggal, tempat orang tua ku mencari rejeki, terima kasih untuk selalu memberiku ketenangan,menyapa ku dengan ramah, menerimaku dengan tangan terbuka saat aku jatuh, dan memberi bekal-bekal yg cukup untuk hidup dikota tempat kehidupanku sekarang berlangsung. Doakan aku dapat pulang atau berkunjung kembali dengan kejayaan :)))
Besok udah 20 tahun. Gak bisa lagi disebut tenager. Masa-masa peralihan dari remaja ke dewasa. setiap ulang tahun selalu aku renungkan untuk selalu beralih lebih dewasa lagi. Terlebih soal emosi. Emosi yang masih labil, masih sering egois & melakukan hal sesuka hati tanpa berpikir orang lain & tanggung jawab. Hal- hal seperti inilah yang menjadi PR besar setahun kedepan, PR untuk memperbaikinya. Belajar sok dewasa, biar bisa dewasa beneran.
Bicara hari terakhir di usia 19tahun, review ke belakang, setahun kebelakang tentunya banyak hal yg dapat dijadikan pelajaran.
*keluarga*
20 tahun usia ku, 21 tahun usia pernikahan orang tuaku. Aku besyukur bisa menjadi anak pertama, karna aku mengikuti jatuh bangunnya keluargaku. Aku pernah merasakan tidak nyamanya menumpang dirumah sodara abah saat rumah yang kami sewa terbakar, pindah dari rumah sewaan satu ke sewaan lain, hanya bisa meneguk liur saat aku ingin semangkok bakso yang harganya tidak seberapa tapi saat itu abah belum mendapatkan uang karna jualan yang sepi, sakit demam karna amat sangat menginginkan sepeda seperti teman-teman sebayaku. Yah, semua itu sudah terlewati.
Bersyukur karna dengan jatuh bangunnya keluargaku, pasangan aneh itu masih tetap bersama.
Bersyukur karna dengan aku merasakan itu, aku banyak belajar, belajar saling menghargai sekecil apapun itu hasilnya, belajar menjadi pribadi yang tidak matrealistis. Karna aku pernah merasakan terkadang harta memang penting, tapi ada hal-hal yg memang gak akan pernah bisa kamu beli dengan berapa pun banyaknya uangmu. Yaitu berkumpul dengan keluarga.
Bersyukur karna dengan aku merasakan itu, aku menjadi pribadi yang selow dan cuek, tidak memaksakan kehendak walau kini Alhamdulillah apa yang aku inginkan sudah dengan mudah aku dapatkan.
Bersyukur karna aku belajar menghargai proses jatuh bangun tersebut, memahami bahwa semua hal itu butuh proses, tidak seperti adikku yang lahir ketika keluargaku sudah mulai mapan. Hingga ia berkepribadian segala sesuatu itu instan & harus ada.
Bersyukur karna aku belajar artinya perjuangan & usaha. Karna kata Andrea Hirata "Hidup dengan usaha sama seperti mata yang ditutup dengan kain hitam dan disuruh memilih buah yang ada dikeranjang, apapun yang dipilih pastilah buah. Sedangkan jika hidup tanpa usaha sama seperti mencari kucing hitam di ruangan yg gelap dengan mata tertutup dan yang sebenarnya kucing hitam itu tidak ada".
Yah, kami sudah mendapatkan buah itu. Alhamdulillah ya Allah. Dan saat abah bertanya aku ingin apa, aku bingung menjawab, bukan karna banyak yang aku ingini. Aku mulai berhenti ingin ini itu dan mulai belajar merasa cukup, besyukur & mempertahankan apa yang sudah ada.
*seseorang spesial*
Setahun kebelakang ada beberapa orang yang saya ijinkan masuk ruang tamu hati saya. Seseorang itulah yang banyak mengajarkan hal baru. Masalah hati mengenai ikhlas-mengikhlaskan.
Dear you, terima kasih sudah mengisi hari-hariku di usia 19, kejar mimpimu, namun tetaplah be down to earth, mimpimu mungkin setinggi langit, tapi kakimu masih berpijak di tanah. Hidup lah dengan tenang dan tanpa dendam masa lalu, maafkan lah segala kesalahan masa lalu.
Walaupun bukan aku yang bersamamu & mendampingimu atau berdiri di baris terdepan menyaksikan kesuksesanmu, tapi ketahuilah standing applause terkeras itu dari aku. Bismillah. This is my georgeous 20
Menjelang 20 ..
Menjelang umur 20 tahun, haduh, banyak yang sudah dilalui, tapi perjalanan juga masih panjang. Kepala 2, tidak lagi disebut remaja. Tapi masih cukup muda kok untuk beraktualisasi diri mewujudkan mimpi & passion.
Menjelang umur 20, tidur ku makin tidak nyenyak. Makin banyak saja yang aku pikirkan sebelum aku tertidur. Sejujurnya, aku merindukan saat aku menangis hanya demi sebuah eskrim. Merindukan tidur nyenyak tanpa rasa takut atau apalah.
Menjelang umur 20, hatiku pun sering memberontak. Entah dengan alasan apa. Hatiku ikut tak tenang.
Menjelang umur 20, aku dikejar kejar target percintaan, passion, mimpi dan kesuksesan.
Menjelang umur 20, aku dibayangi kesuksesan finansial oleh teman-teman sebaya ku
Menjelang umur 20, aku masih bertanya-tanya tentang hakikat hidup. Mengenai pemahaman prinsip & dinamika hidup.
Menjelang umur 20, aku Masih mencari-cari identitas dan jati diriku sendiri
Menjelang umur 20, aku belum memiliki konsistensi, komitmen, karakter & ketegasan.
Menjelang umur 20, aku masih bertanya-tanya apakah jalan didepan sana masih akan tetap berkerikil dan tajam ??
H-26 sebelum ulang Tahun ke-20
Menjelang 20 semakin banyak yang aku pikirkan, makin banyak juga aku merenung & menyendiri. Asyik menyendiri dan hanya diam memperhatikan orang-orang sekitar.
Bertepatan saat peringatan isra mi'raj di musola dekat rumah, saat itu, aku tidak fokus mendengarkan ceramah yang disampaikan, aku justru asyik memperhatikan orang2 sekitar tempat aku duduk. Astagfirullah, entah mengapa aku merasa risih dengan penampilan orang yang ada disampingku.
Terus beristigfar hingga terbesit tekad kuat, mulai saat itu, aku ingin tidak hanya fisikku yang berjilbab, aku ingin hatiku juga ikut berjilbab, membersihkan hati, pikiran & tingkah laku.
Loh, aneh kamu, kamu kan sudah berjilbab. Kenapa mutusin buat berjilbab lagi ??
Memang benar, sejak lulus SD orang tuaku sudah membiasakanku berjilbab. Sesekali aku bandel melepas jilbabku kala mereka sedang lengah.Seakan jilbab hanya perintah orang tua, saat mereka lengah aku melanggarnya. Namun Semakin dewasa semakin berkurang bandelku. Belajar untuk konsisten tidak melepas jilbab.
Yah, hatiku masih belum berjilbab, karna awalnya hanya belajar untuk konsisten. Tidak buka tutup lagi. Berbeda dengan orang kebanyakan yang sebelum benar-benar memutuskan berjilbab, mereka mengatakan ingin menjilbab-i hati terlebih dahulu.
Aku juga tidak luput dari ucapan-ucapan miring seperti "percuma berjilbab kalau kelakuannya masih gak beres". Beres seperti apa sih yang dimaksud ?? Apa karna pribadi ku yang jauh dari kata anggun, elegan, & agamis ?? Tapi ahh sudahlah, aku cuekin saja, yang penting aku terus memakai jilbab, pikirku dulu.
review kebelakang, aku baru sadar tenyata selama ini aku terjaga oleh jilbab, jilbab lah yang menjagaku, menjagaku dari perkataan, perbuatan, & langkah. Hal seperti "ahh fah, gak setia kawan kamu" , "gak gaul kamu" , "gak asyik banget sih" sudah menjadi santapan sehari-hariku, aku berani menolak karna pikirku kurang etis saja jika aku melakukannya dengan jilbab, namun jika aku melepasnya aku akan digantung oleh abahku. Namun persepsi kurang etis itulah yang justru menjagaku, jilbab menjaga ku dari perbuatan2 yg tidak baik itu. Apa jadinya hidupku sekarang jika aku tidak berjilbab dan benar-benar mengikuti teman-teman melakukan ajang yang dikatakan sebagai indikator anak gaul. Tapi syukurlah, Jilbab menjagaku :)) .. Dengan jilbab juga aku merasa dihormati. Dari sekian banyak teman laki-laki, tidak ada satupun dari mereka yang pernah menggoda bahkan lancang. Mereka justru ramah, bahkan menjaga. Selain itu, ada teman laki-laki yang noni justru amat sangat hormat pada ku karna jilbabku. Dengan jilbab juga aku ternyata menjadi inspirasi buat teman-teman terdekatku, karna melihat aku konsisten memakai jilbab, akhirnya mereka juga ikut berjilbab. Alhamdulillah. Tuhan maha keren :)) . Aku yang saat itu masih belajar konsisten & belum menjilbab-i hati saja sudah menjadi inspirasi teman-teman terdekatku. Subhanallah :)))
***
Kau tau, setelah aku memutuskan untuk menjilbab-i hati, perlahan Allah memudahkan jalannya. Memang benar, Jika kita berjilbab karna Allah, Allah akan memudahkan jalannya. Perlahan ada saja rezeki yang datang menghampiri, yang dengan rezeki itu aku gunakan untuk mengganti koleksi pakaian ketat dengan pakaian yang lebih sopan bahkan syar'i. Ditambah dengan infeksi di bagian perut yang aku alami, hingga mengharuskan aku mengurangi pemakaian celana jeans.
Yah, aku menterjemahkannya bahwa ini jalan Allah, hidayah Allah, & petunjuk Allah.
Subhanallah :)) ~ Alhamdulillah
Bantu aku menjilba-i hatiku. Bantu aku mengubah cara berpakaianku menjadi lebih sopan bahkan syar'i .
Bismillahirrahmanirrahim
Looking back . Mengingat- ingat apa yang sudah terjadi, apa yang sudah terlewati. Tentu sudah banyak sekali. Apalagi urusan hati. Review kebelakang, beberapa orang saya perbolehkan untuk memasuki ruang tamu hati saya yang sedari awal memang kurang menarik & berantakan, saya biarkan mereka duduk atau hanya sekedar melihat lalu pergi begitu saja. Terus seperti ini sampai aku menoleh kebelakang, sudah banyak yang terlewati, harus dijadikan pelajaran, hingga perlahan aku mulai memperbaiki & merapikan ruang tamu hatiku. saat itu pula ada sesesorang yang datang, dengan gaya seolah2 pasti menawarkan bantuan merapikan ruang tamu hati saya yang amat sangat berantakan. aku amat sangat bahagia, akhirnya ada yang menemani ku, aku tidak sendirian, walaupun amat sulit, bersamanya akan terasa mudah untuk merapikan ruang tamu hati saya yang amat sangat berantakan ini.
tapi hal yang sebenarnya ialah, ketika kita mengijinkan seseorang masuk ke ruang tamu hati mu, hanya 2 kemungkinan & kesempatan yang akan terjadi, seseorang itu akan menata kembali ruang tamu hatimu atau memporakporandakannya.
yah, aku memakluminya jikalau seseorang itu hanya datang sebentar dan menghambur, setelah itu pergi tanpa permisi. hanya saja aku yang masih belum berdamai dengan diriku sendiri karna apapun itu, sesuatu yang belum selesai, sesuatu yang pergi tanpa permisi dan perpisahan tanpa pamit selalu akan menjadi tanya besar, sesuatu yang akan amat sangat dirindukan. Tapiiii .... ahh sudahlah !!!
***
silih berganti datang dan pergi, ternyata orang2 itu hanya mampir dipintu tanpa masuk ke ruang tamu, tapi ketahuilah, saat orang itu berdiri didepan pintu, ada sebuah harapan, layaknya harapan anak kecil yang sedang menunggu jemputannya datang sedang ia hanya sendiri dan teman2 lainnya sudah dijemput. menanti setiap mobil yang melintas berharap salah 1 mobil itu ialah mobil jemputannya. Namun ketika mobil yang diharapkan itu bukanlah mobil jemputannya, hingga mobil itu berlalu dan hilang dari pandangannya. anak kecil itu terus membesarkan hati untuk terus bersabar, ahh barangkali pak supir sedang terjebak macet. terus menunggu dan menguatkan hati bahwa pak supir pasti akan menjemputnya .
***
terus berkeyakinan bahwa seseorang itu akan datang. seseorang yang mampu membuatmu jatuh cinta lagi dan membuat mu lupa bahwa kamu dahulu pernah juga merasakan disia-siakan cinta. seseorang itu akan datang, dia yang akan mewujudkan mimpi-mimpimu, dan mimpi bersama.
yakinlah seseorang itu pasti datang.
Dua film yang bertema persahabatan & cinta pertama.
Dua film yang mengambarkan bahwa terkadang orang yang ada disampingmu kini, menemanimu, menghebatkanmu, & menyayangimu bukanlah orang yang benar-benar kamu ingini. Saat kamu tidak bisa mengejar dia, Selalu ada tempat spesial untuk dia.
Berikut beberapa kutipan dari 2 film tersebut
Kutipan sunny (korea) ; 2011
"Hidup ini terlalu singkat untuk hidup tanpa impian"
"Selama ini aku hidup sebagai istri dan sebagai ibu, dan lupa bagaimana diriku sendiri"
"Jika kau mengabaikan kami karna hidupmu terlalu bagus kami akan menghukummu, jika kau bersembunyi karna hidupmu payah kami akan membuatmu lebih baik."
Kutipan sunny (cinta pertama) Indonesia ; 2006
"Manusia memiliki mimpi, ada yang mengejar & mewejudkannya, ada yang mundur & membuangnya, ada pula yang diam & hanya menyimpannya sepanjang sisa usia hidupnya"
"Aku merasa ada yang hilang tanpa tau apa yang sudah ku temukan, aku merasa menemukan tanpa tau apa yang ku cari, dan aku masih mencari tanpa tau apa yang sudah hilang."
"Walaupun pertemuanku dengannya tidak seperti yang kita harapkan, setidaknya kita bicara, setelah sekian lama aku hanya bisa mengaguminya"
"Bahwa jika kamu mencintai seseorang, maka kamu harus mengatakannya begitu momen itu datang, karena jika tidak, maka momen itu akan pergi begitu saja dan tidak akan pernah datang lagi lalu kamu akan menyesal."
"Aku lelah dan aku sampai dimana aku menoleh dan menyadari aku tidak pernah bahagia. Bahwa seumur hidupku aku hanya pura-pura bahagia"
semua orang tau istimewanya bulan ini. tak usah pula aku panjang lebar menceritakan keutamaan & keistimewaan bulan ini. karna tentunya amat sangat banget banyak keistimewaan bulan ini.
kali ini aku akan bercerita mengapa setiap tahun aku selalu menunggu-nunggu bulan ramadhan. bagiku, bulan ramadhan selain penuh berkah juga penuh syukur. bagaimana tidak, 'kami' para parantau saat bulan puasa tiba, itulah saatnya pulang ke rumah bertemu & berkumpul dengan sanak keluarga setelah 11 bulan sebelumnya sibuk dengan urusan masing-masing.
saat bulan puasa tiba, itulah saat organ-organ tubuh kita beristirahat setelah 11 bulan sebelumnya dipaksa bekerja. Suatu keuntungan juga untukku detoksifikasi fisik & jiwaku yang sebelumnya disibukkan dengan permasalahan kuliah & ibukota.
Saat bulan puasa tiba, itulah saatnya aku menghargai & amat sangat bersyukur bisa makan 1 meja bersama keluargaku. Mungkin bagi kalian ini hanyalah kecil. Tapi sesuatu seperti ini. Bisa makan 1 meja bersama keluarga merupakan hal yang amat sangat mewah bagiku. Ketahuilah, aku bisa makan 1 meja dengan mama, abah, & ahda hanya pada bulan puasa. Hanya pada saat berbuka puasa & sahur. Diluar itu, kami sibuk sendiri-sendiri. Terlebih kini aku sangat jarang berada dirumah karna tanggung jawab akademik.
Saat bulan puasa tiba, aku merasa menjadi lebih kompak dengan mama, abah, & ahda. Kompak dalam mencari berkah & rejeki yang halal. Karna istimewanya bulan ini, hingga Tuhan memberikan jalan rejeki yang amat sangat jelas hingga tinggal kini apakah kami mau berusaha & berdoa atau tidak.
Saat bulan puasa tiba, saatnya aku beristirahat. Istirahat dengan segala urusan kuliah & tetek bengeknya. Serta mempersiapkan energi & semangat untuk kedepannya.
Dan saat bulan puasa tiba, suatu momen titik balik & perenungan untuk memperbaiki diri , baik penampilan fisik maupun batin untuk menjadi lebih baik hingga menyusun target-target ramadhan & target hidup kedepannya yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Semakin dewasa semakin sadar bahwa bisa berkumpul bersama keluarga adalah hal yang amat sangat mewah. Materi memang penting. Tapi materi bukanlah penentu mutlak kebahagiaan. Uang dapat membeli kesenangan. Tapi tidak untuk kebahagian. Ada hal-hal yang tidak dapat dibeli dengan uang, yaitu waktu berkumpul & pelukan hangat keluarga serta sahabat. Kau tau sendirilah, kita adalah manusia yang hidup di jaman dimana kita miskin waktu di antara gadget - gadget mahal itu.
*Marhaban yaa ramadhan :)
Kita sambut ramadhan dengan penuh suka cita. Happy fasting !! *
H~29 menuju kemenangan
~temanmu yang geulisnya gak ketulungan~ :-P
Kata "Terima Kasih", "Maaf", "Tolong" memang terlihat simpel. Tapi bagiku kata simpel tersebut jika diucapkan dengan tulus tentu akan sangat berharga ketimbang tumpukan duit setinggi wedges para wanita sosialita.
Hampir 2 tahun aku belajar manajemen kemandirian di samarinda. Tapi semandiri apapun aku, aku tetap membutuhkan orang lain. Orang-orang ini lah yang sering luput dari perhatian. Mereka yang di anggap hanya orang-orang kecil. Namun bagiku amat sangat membantu.
bayangkan jika tidak ada tukang parkir, apa jadinya jika aku yang berpostur tubuh kurus dan lemah berusaha mengeluarkan motor diparkiran yang rapatnya mengalahkan saf orang solat berjamaah. ditambah permasalahan kota yang berdebu, panas dan carut marutnya penataan kendaraan kota ini.
bayangkan jika tidak ada abang-abang tukang bubur, sungguh, mungkin saat ini aku sudah tergeletak di Ugd salah satu rumah sakit karna lambungku yang selalu memberontak meminta makanan yang lembut agar mudah dicerna untuk ia giling setiap 2 jam sekali.
bayangkan jika tidak ada pasangan penjahit sol sepatu di gerbang unmul pramuka, nasib sepatu sepatuku yang sebenarnya masih layak pakai tentu akan berakhir di tempat sampah atau menambah tumpukan barang yang sayang dibuang. karna bagiku ada beberapa barang yang amat sangat berharga. Bukan karna materinya tapi karna memori. Terlebih memori bersama orang terkasih, sahabat & keluarga. Memori mengenai perjuangan menggapai mimpi & passion. Karna dari sepatu itulah menentukan kemana kita melangkah.
Copyright © 2010 Faalatifah's Blog, Blogger Templates Design by Splashy Templates, Header image by Playingwithbrushes