Harus kah Aku Golput lagi ??

Rabu, 27 November 2013

“katanya mahasiswa, tapi kok apatis sama lingkungan sekitar”

“katanya agent of change, tapi kok gak peka sama lingkungan sekitar”

“katanya mahasiswa, tapi kok apolitis”

“katanya mahasiswa, tapi kok golput”



Negri ini sudah kebanyakan  mahasiswa nyinyir. Kuliah hanya untuk pamer gadget dan mobil orang tua. Bertemu dengan mahasiswa yang idealis kini sudah menjadi hal yang langka. Jangankan yang idealis, yang peka/peduli terhadap lingkungan sekitar saja sudah amat sangat jarang.
Kenapa mahasiswa sekarang banyak yang apolitis?? Apa yang salah, apa ini efek globalisasi yang tanpa saringan hingga pola pikir manusia menjadi individualis dan matrealistis ?? 

Tapi apa yang salah dengan apolitis ?? itu hak masing-masing orang. 

Namun apolitis di negri ini sudah amat sangat keterlaluan, memang sebuah hak masing-masing orang untuk apolitis, namun sangat tidak etis jika subjek yang apolitis itu berbicara menghakimi bahkan memaki orang-orang yang peduli pada politik, orang-orang yang ingin melakukan perubahan. Tidak suka berpolitik namun bernyinyir ria dari luar. Bukankah lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Generasi apolitis hanya pandai mengkritisi dari luar namun sama sekali tidak tertarik bergabung didalamnya untuk melakukan perubahan. Di negri ini, pendidikan politik sudah berhasil membuat generasi muda menjadi apolitis dengan sajian sinetron politik setiap hari yang tidak ada habis-habisnya. Hingga menghasilkan strereotipe politik itu kotor,hanya mengejar kekuasaan/jabatan,Penuh konspirasi, nepotisme, penyelewengan. Politik bukan untuk kepentingan public namun kepentingan beberapa pihak. Dalam politik juga Teman bisa jadi lawan, lawan bisa jadi sahabat. Itulah gambaran singkat mengenai dunia politik, khususnya di Indonesia. 

Bicara politik, dunia kampus pun tidak lepas dari politik. Universitas Mulawarman kini memasuki masa Pemilihan presiden BEM lagi. Tahun ini ada 3 kandidat yang mencalonkan diri. Terlepas dari mana asal mereka, visi misi apa yang akan mereka kampanyekan, tahun ini, apakah mungkin jumlah angka golput akan meningkat lagi ?? angka golput yang tinggi pada sebuah pemira di kampus pun sudah dapat menunjukkan banyaknya generasi apolitis yang lahir. Entah dengan alasan kirisis kepercayaan pada politik, proses politik yang asing, menyerah pada masalah-masalah politik dinegri ini  atau memang mereka yang tidak mau peka bahkan peduli pada lingkungan sekitar.
Namun Golput atau tidak pada pemira unmul tahun ini adalah hak masing-masing dari setiap individu. Namun perlu diketahui, janganlah mengutuk kegelapan, lebih baik kita menyalakan lilin. Janganmengumpat dan  mengeluarkan sumpah serapah di social media jika menemui birokrasi yang berbelit, jalanan dan fasilitas kampus  yang rusak, penaataan ruang public kampus yang amburadul, dan biaya kuliah yang makin tinggi. Itu adalah konsekuensi anda-anda yang apolitis. 

Jangan hanya pandai mengkritisi dari luar. Mari bergabung didalam dengan menciptakan perubahan. Setidaknya gunakan hak pilih dalam pemira dan lebih peka pada lingkungan sekitar. Itu pun sudah merupakan sebuah partisipasi. Yah, berpartisipasi dalam gerakan menuju perubahan ke  arah yang lebih baik. Berpolitik dengan jujur, bersih, idealis, dan dengan nurani memang susah. Namun bukannya kita ini adalah agent of change ?? ada sebuah harapan di pundak kita. Biarkanlah generasi yang ‘tua’ itu membuat kekacauan di negri ini. Namun saat generasi kita yang menjabat, kita harus belajar dan memperbaikinya. Kalau bukan kita, lalu siapa ?? anak muda harus bisa melakukan perubahan. Sekali lagi, lebih baik kita menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan.


Selamat memlih wahai harapan bangsa 
 


Tuan bersepatu converse

Rabu, 13 November 2013

Hei tuan bersepatu converse, apa yang kau gambar di tengah hujan seperti ini

Hei tuan , apa yang sedang kau lakukan.
Kau nampak sendiri ditengah  dikeramaian.

Hei tuan, tatapanmu begitu tajam, namun senyummu sangat lah ramah

Hei tuan, kau sedang menunggu siapa ?
Mengapa kau hanya sendiri ditempat seperti ini ?
Apa kau menunggu kekasihmu ?
Lalu dimana kekasihmu yang kau tunggu itu ?
Apa ia akan datang ??

Hei tuan, sepatu mu menarik perhatianku. Dulu aku juga pernah memiliki sepatu yang sama dengan yang kau pakai.
Yah dulu.

Hei tuan, sepatu mu tidak sudah tidak cocok dengan umur mu.
Tapi itulah yang menarik perhatianku

Hei tuan, apa yang kau lakukan sembari menunggu kekasihmu datang ?

Hei tuan, apa kau sedang menggambar untuk membunuh waktu menunggu kekasihmu yang tak kunjung datang ?

Hei tuan, jika kau sedang menunggu kekasihmu, mengapa beberapa kali aku menangkap kau melihat ke arah ku

Hei tuan, Hujan sudah reda dan kekasih mu sudah datang.

Hei tuan, hujan sudah reda, aku berhenti memerhatikanmu. Kau harus pergi dengan kekasihmu dan aku harus kembali kekehidupanku

Hei tuan, kau milikku hanya pada saat hujan.

Hei tuan,bye bye

Hei tuan, sampai berjumpa lagi di hujan berikutnya
Published with Blogger-droid v2.0.10

Takdir

Selasa, 29 Oktober 2013


Kau percaya takdir ??
Bukankah semua yang terjadi didunia ini tidak ada yang terjadi karna kebetulan. Bahkan daun yang gugur dari rantingnya pun merupakan takdir. Percaya takdir berarti percaya tidak ada yang terjadi karna kebetulan. Setidaknya itulah kepercayaanku. Begitu juga pertemuanku denganmu.Pertemuan yang aku anggap takdir namun hanya kebetulan bagimu.

Kota ini, kini memasuki musim hujan. Dan angin kala hujan itu berhasil mengingatkan tentang rindu yang belum.usai.

Man proposes - God Disposes . Setidaknya ini satu lagi kepercayaanku.

Seorang anak perempuan berencana ingin bertemu dengan pujaan hatinya yang ia kagumi secara diam-diam. Ini sudah ke-2 kalinya rencana itu gagal. Entah ini takdir atau ujian dari Tuhan. Namun anak perempuan itu terus berharap, percaya bahwa nanti takdir akan berpihak kepadanya. Terus dan terus  berharap bahwa takdir akan berpihak padanya.

Namun apa jadinya jika keinginan anak perempuan itu tidak sesuai dengan harapannya ?? Yah , memang menyebalkan saat apa yang selama ini kau yakini ternyata hanya omong kosong.


*Dan aku menulis ini sebagai aku, bahwa meskipun takdir jarang berpihak pada anak perempuan itu, aku masih percaya dan yakin tentang takdir itu. Karna suatu hari nanti, takdir itu akan bosan untuk mengacuhkan anak perempuan itu.


30 Okt '13 saat setelah hujan reda dikota ini .. 
Published with Blogger-droid v2.0.10

Sekolah :: Haus Ilmu, Haus pertemanan

Senin, 21 Oktober 2013

"Kuliah yang bener, Biar nanti enak dapat kerja"

"Buat apa kuliah tinggi kalo.ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga ngurus anak dan suami dirumah"

"Buat apa kamu kuliah tinggi-tinggi kalo nanti tidak berkerja diperusahaan dan berjualan dengan berwirausaha"

Bisa mengeyam pendidikan di perguruan tinggi tentu hal yang amat sangat aku syukuri, Karna diluar sana ada yang memiliki semangat namun keberuntungan belum menghampiri, ada juga yang sudah beruntung namun kadang malah menyia-nyiakan.kesempatan bisa mengeyam.pendidikan di perguruan tinggi. Memang belajar bisa dimana saja, Bahkan pelajaran kehidupan tidak ada di bangku kuliah. Namun sekali lagi, Bisa mengeyam pendidikan sampai ke perguruan tinggi itu hal yang amat sangat disyukuri.

Menjadi sarjana jangan hanya sekedar yang penting lulus. Karna 'kita' berbeda, 'kita' harapan dan agent of change.

Perkara saat seorang sarjana memutuskan untuk berwirausaha setelah lulus, hal yang sering dianggap remeh temeh bagi sebagian masyarakat. Begitu pun dengan aku, saat aku berkata pada orang tuaku ingin berwirausaha setelah lulus, tanggapan mereka tentu menolak. Yah, Sukses di masyarakat identik dengan materi, fasilitas, karier dan jabatan. Wirausaha, yang kasarnya dapat dikatakan dengan berjualan dianggap alternaltif pekerjaan terakhir, wirausaha dianggap pekerjaan dengan latar belakang pendidikan low.

Namun yang sebenarnya ialah berwirausaha itu setidaknya lebih terhormat ketimbang kamu memakan duit yang bukan hak mu (Korupsi). Bukan karna aku anak dari seorang pedagang lantas aku mengagungkan-agungkan wirausaha, untuk hal itu aku punya kebanggaan tersendiri. Bahkan dengan pekerjaan yang dianggap remeh temeh itulah yang mengantarkanku bisa kuliah, bisa mengetik tulisan di gadget ini dan masi bisa makan enak sampai sekarang.

Aku punya kekaguman tersendiri pada para 'pedagang'. Entah dari kelas high hingga kelas low. Aku salut. Bahkan dalam ilmu ekonomi pun pedagang dikatakan sebagai penggerak perekonomian daerah/negara.

Namun bukan berarti aku mengatakan menjadi karyawan/pegawai itu tidak baik. Menjadi karywan atau wiraswasta sama-sama baik. Tidak ada yang lebih baik. Karna keduanya seimbang. Baik atau tidak itu soal pilihan diri masing-masing.

Aku sendiri, Sekarang ini sedang menempuh studi komunikasi, namun aku juga punya minat lebih di psikologi dan ekonomi. Jika pun ada kesempatan, aku ingin mencoba. Insya Allah :)). Dan apapun pendidikan yang aku dapat, kelak adalah sebuah kebutuhan yanga amat sangat penting entah akhirnya aku berkarir, berwirausaha atau menjadi ibu rumah tangga, pendidikan itu akan menjadi kebutuhan anakku kelak, karna aku lah guru pertama dan utama untuk anakku. setidaknya, rasa haus intelektual dan haus pertemanan dan pertemuan dengan orang-orang hebat sudah terobati. Karna Sekolah bukan tentang ajang gengsi, tapi tentang haus ilmu.

"Sekolah itu bukan ajang
penunjukkan eksistensi diri, tapi
merasa diri lebih dari yang lain
adalah kebutuhan. Dan sekolah
adalah salah satu jalan untuk bisa
merasa lebih baik walaupun
mungkin pada kenyataannya tidak
selalu seperti itu,, tapi setidaknya
merasa lebih baik dan itu akan
membangun rasa percaya diri."
@falla_adinda


"Sekolah adalah dahaga
intelektual, bukan tentang
penunjukkan kecerdasan" -
@junohadinoto
Published with Blogger-droid v2.0.10

Sapa suruh datang ke Samarinda

Minggu, 22 September 2013


Sepertinya aku harus mulai berdamai dengan kota tepian ini. Kota yang dulu sempat membuatku merindukannya. Tapi selama 2 tahun kebelakang aku maki-maki karna sifatnya yang kurang ramah padaku.

Yah, dulu saat aku masih bersekolah, aku selalu ingin berlibur dikota ini, selalu ada perasaan tenang saat kekota ini. (Baca : Kota Mahakam), aku tidak tau apa yang membuatku dulu amat berat meninggalkan kota ini dan selalu merasa ada yang memanggilku untuk datang ke kota ini.  Mungkin karna dulu aku merasa akan menemukan mozaik hidupku disini. Tapi kenyataannya, aku dihempaskan dengan pencitraan palsu.

2 tahun kebelakang aku amat sangat membenci kota ini. Kota yang tidak pernah ramah padaku. Mungkin dapat dikatakan aku mengalami culture shock. Tapi apapun namanya, aku tidak suka dikota ini. Sudah ku bilang kota ini tidak pernah ramah padaku.

Aku ingin kembali ke zona nyamanku, kota dimana orang tua ku berada. Kota yang dulu sempat ingin aku tinggalkan karna gombalan kota mahakam yang menawarkan berbagai keindahan.

Aku mulai merasa kangen, ingin kembali kekehidupan yang tenang tanpa perlombaan harta, kekuasaan & aksesoris.

Aku merindukan saat terbangun tengah malam & menyadari bahwa aku masih dirumah, bukan dikamar kecil sempit yang harus ku bayar tiap bulan.
Aku merindukan saat pagi hari berangkat sekolah mencium tangan kedua ortuku, namun kini yang ada adalah jika aku pamit pergi dan mencium tangan kedua tangan orang tuaku, artinya aku tidak akan bertemu mereka selama 1 bulan kedepan karna aku harus kembali ke kota ini, menjalani tanggung jawab penddidikanku.
Aku merindukan setiap pulang sekolah ada ahda (adikku) yang sangat antusias menyambutku pulang karna ingin bermain bersama ku dan menanyakan hari-hari ku disekolah bersama teman-temanku, tapi yang sebenarnya ialah kini tiap aku pulang ,bertambah satu helai rambut orang tua yang mulai memutih. 
Aku merindukan saat aku pulang terlambat, ada yang menelponku untuk menyuruhku segera pulang, walau kesal namun tetap membukakan pintu rumah, bukan bingung saat pulang terlambat akan tidur di kosan siapa.

***
Aku mendapat 2 bulan liburan fuul dikota tempat orang tua.ku tinggal. Tapi aku merasa ada yang hilang, aku merindukan kehidupanku di samarinda. Aku mulai merindukan hal-hal yang dulu aku maki, aku merindukan kulinernya, suasananya, kegiatannya, dan tentu saja orang-orangnya.

Sejenak berpikir, melihat kebelakang, aku sudah setengah jalan mengejar mimpiku, menyelesaikan hal yang membuat orang tuaku rela melepasku agar aku bisa mempunyai kehidupan sendiri.

Aku mulai merindukan kehidupanku selama dikota ini, terlebih kepada orang-orangnya.

Yah, sepertinya aku harus belajar berdamai dengan kota ini, karna pada nyatanya, kehidupanku telah berpindah kekota ini. Membuat kehidupan baru dikota ini, belajar menjalani hal-hal yang aku maki itu sebagai pemakluman. Ini lapanganku, ini ladangku, membebaskan  kreasi dan tindakanku disini. Dan masih berharap mozaik-mozaik hidup akan terkumpul dengan lengkap.

*untuk kota tempat aku tumbuh, tempat orang tua ku tinggal, tempat orang tua ku mencari rejeki, terima kasih untuk selalu memberiku ketenangan,menyapa ku dengan ramah,  menerimaku dengan tangan terbuka saat aku jatuh, dan memberi bekal-bekal yg cukup untuk hidup dikota tempat kehidupanku sekarang berlangsung. Doakan aku dapat pulang atau berkunjung kembali dengan kejayaan :)))

Published with Blogger-droid v2.0.10

Semoga Kau datang :))

Senin, 09 September 2013

Soundtrack dari tulisan ku Ruang Tamu . Happy Reading


Semoga Kau Datang
oleh: Sherina
 
Tertelan dalam masa laluku 
 
Yang berusaha 'tuk kulupakan 
 
 Ingin ku lari dari kesedihan
 
Yang bersemayam di lubuk hatiku
 
Semoga kau datang 
 
membimbingku menuju bahagia
 
Semoga kau datang meringankan luka di hatiku 
 
Dan meminjamkan bahumu
 
Dan menyeka air mataku 
 
Dan menggenggam kedua tanganku
 
Nanana nanana nanana

Hari Terakhir di usia 19

Senin, 26 Agustus 2013

Besok udah 20 tahun. Gak bisa lagi disebut tenager. Masa-masa peralihan dari remaja ke dewasa. setiap ulang tahun selalu aku renungkan untuk selalu beralih lebih dewasa lagi. Terlebih soal emosi. Emosi yang masih labil, masih sering egois & melakukan hal sesuka hati tanpa berpikir orang lain & tanggung jawab. Hal- hal seperti inilah yang menjadi PR besar setahun kedepan, PR untuk memperbaikinya. Belajar sok dewasa, biar bisa dewasa beneran.

Bicara hari terakhir di usia 19tahun, review ke belakang, setahun kebelakang tentunya banyak hal yg dapat dijadikan pelajaran.

*keluarga*
20 tahun usia ku, 21 tahun usia pernikahan orang tuaku. Aku besyukur bisa menjadi anak pertama, karna aku mengikuti jatuh bangunnya keluargaku. Aku pernah merasakan tidak nyamanya menumpang dirumah sodara abah saat rumah yang kami sewa terbakar, pindah dari rumah sewaan satu ke sewaan lain, hanya bisa meneguk liur saat aku ingin semangkok bakso yang harganya tidak seberapa tapi saat itu abah belum mendapatkan uang karna jualan yang sepi, sakit demam karna amat sangat menginginkan sepeda seperti teman-teman sebayaku. Yah, semua itu sudah terlewati.
Bersyukur karna dengan jatuh bangunnya keluargaku, pasangan aneh itu masih tetap bersama.
Bersyukur karna dengan aku merasakan itu, aku banyak belajar, belajar saling menghargai sekecil apapun itu hasilnya, belajar menjadi pribadi yang tidak matrealistis. Karna aku pernah merasakan terkadang harta memang penting, tapi ada hal-hal yg memang gak akan pernah bisa kamu beli dengan berapa pun banyaknya uangmu. Yaitu berkumpul dengan keluarga.
Bersyukur karna dengan aku merasakan itu, aku menjadi pribadi yang selow dan cuek, tidak memaksakan kehendak walau kini Alhamdulillah apa yang aku inginkan sudah dengan mudah aku dapatkan.
Bersyukur karna aku belajar menghargai proses jatuh bangun tersebut, memahami bahwa semua hal itu butuh proses, tidak seperti adikku yang lahir ketika keluargaku sudah mulai mapan. Hingga ia berkepribadian segala sesuatu itu instan & harus ada.
Bersyukur karna aku belajar artinya perjuangan & usaha. Karna kata Andrea Hirata "Hidup dengan usaha sama seperti mata yang ditutup dengan kain hitam dan disuruh memilih buah yang ada dikeranjang, apapun yang dipilih pastilah buah. Sedangkan jika hidup tanpa usaha sama seperti mencari kucing hitam di ruangan yg gelap dengan mata tertutup dan yang sebenarnya kucing hitam itu tidak ada".

Yah, kami sudah mendapatkan buah itu. Alhamdulillah ya Allah. Dan saat abah bertanya aku ingin apa, aku bingung menjawab, bukan karna banyak yang aku ingini. Aku mulai berhenti ingin ini itu dan mulai belajar merasa cukup, besyukur & mempertahankan apa yang sudah ada.

*seseorang spesial*
Setahun kebelakang ada beberapa orang yang saya ijinkan masuk ruang tamu hati saya. Seseorang itulah yang banyak mengajarkan hal baru. Masalah hati mengenai ikhlas-mengikhlaskan.

Dear you,  terima kasih sudah mengisi hari-hariku di usia 19, kejar mimpimu, namun tetaplah be down to earth, mimpimu mungkin setinggi langit, tapi kakimu masih berpijak di tanah. Hidup lah dengan tenang dan tanpa dendam masa lalu, maafkan lah segala kesalahan masa lalu.

Walaupun bukan aku yang bersamamu & mendampingimu atau berdiri di baris terdepan menyaksikan kesuksesanmu, tapi ketahuilah standing applause terkeras itu dari aku. Bismillah. This is my georgeous 20

Published with Blogger-droid v2.0.10

Berlian Ujur

Senin, 12 Agustus 2013

Berbekal mengikuti passion, minat & keingintahuan ku terhadap dunia jurnalistik lah yang mempertemukanku dengan para berlian itu. Siapa sangka, aku dapat berkesempatan & beruntung bertemu bahkan berteman dengan para berlian (if u know about my past posted 'Berlian vs sampah'). Aku amat sangat bersyukur bisa bertemu dengan mereka para bujur, mereka para berlian. Bagaimana tidak, bisa ku bilang mereka semua punya masing2 kelebihan yang menurut tanpa cacat. masing-masing dari mereka punya kelebihan yang aku ingini.

Mencari organisasi yang lebih santai, gampang, diluar sana banyak yang menawarkanku. Mencari organisasi yang lebih menjanjikan materi, mudah, diluar sana banyak kesempatan-kesempatan yang aku buang.

Tapi mencari mereka para berlian ujur ?? Dimana lagi ???

Aku berhenti disini. Aku berhenti di mereka. Aku berhenti pada mereka yang memberi rasa kenyaman. Kenapa Nyaman ?? Karna jika aku menetapkan standar sempurna aku tidak akan berhenti mencari, aku tidak akan berhenti berpetualang. Tapi nyatanya aku berhenti di mereka. I'm Falling In Love with you guys. Aku bersyukur bisa mengenal & bertemu dengan kalian.

Mereka banyak mengajarkan aku pelajaran yang gak akan mungkin aku dapatkan di instansi pendidikan manapun. Mengenai nilai-nilai hidup, idealisme, softskill, integritas dan kekeluargaan.
Seperti kata temanku Ita Cahraeni, bahwa mereka memiliki permata yang menyilaukan & berlian yang kerlingannya membuat empunya merasa amat sangat bersyukur memilikinya, Yaitu Bakat & Kecerdasan.
yah, empunya itu adalah aku. Aku bersyukur bisa memiliki & berteman dengan mereka :)))
Diganti dengan materi apapun tak akan bisa menyamai mereka. (Sekali Lagi) Mereka mengajarkan bahwa penampilan dapat dibentuk hanya dalam sehari. Tapi karakter, butuh bertahun-tahun membentuknya.





*tulisan ini terinspirasi saat sedang berada di musola fahutan (musola yang sering 'kami' para bujur datangi saat istirahat solat zhuhur, asar atau magrib) Hanya perasaan syukur, tenang dan lapang yang ada. Karna saat itu aku menyadari, aku sedang berada dilingkungan yang sehat. Karna indikator lingkungan sehat bagiku ialah ketika yang dibicarakan adalah ide-ide & yang diperbuat adalah demi mengajak ke kebaikan2. *jujur, dari semua macam pergaulan yang aku ikuti, hanya dengan para bujur yang rajin mengajakku untuk sholat berjamaah.
Published with Blogger-droid v2.0.10

20

Rabu, 31 Juli 2013

Menjelang 20 ..

Menjelang umur 20 tahun, haduh, banyak yang sudah dilalui, tapi perjalanan juga masih panjang. Kepala 2, tidak lagi disebut remaja. Tapi masih cukup muda kok untuk beraktualisasi diri mewujudkan mimpi & passion.

Menjelang umur 20, tidur ku makin tidak nyenyak. Makin banyak saja yang aku pikirkan sebelum aku tertidur. Sejujurnya, aku merindukan saat aku menangis hanya demi sebuah eskrim. Merindukan tidur nyenyak tanpa rasa takut atau apalah.

Menjelang umur 20, hatiku pun sering memberontak. Entah dengan alasan apa. Hatiku ikut tak tenang.

Menjelang umur 20, aku dikejar kejar target percintaan, passion, mimpi dan kesuksesan.

Menjelang umur 20, aku dibayangi kesuksesan finansial oleh teman-teman sebaya ku

Menjelang umur 20, aku masih bertanya-tanya tentang hakikat hidup. Mengenai pemahaman prinsip & dinamika hidup.

Menjelang umur 20, aku Masih mencari-cari identitas dan jati diriku sendiri

Menjelang umur 20, aku belum memiliki konsistensi, komitmen, karakter & ketegasan.

Menjelang umur 20, aku masih bertanya-tanya apakah jalan didepan sana masih akan tetap berkerikil dan tajam ??


H-26 sebelum ulang Tahun ke-20

Published with Blogger-droid v2.0.10

Keputusan Berhijab

Senin, 29 Juli 2013

Menjelang 20 semakin banyak yang aku pikirkan, makin banyak juga aku merenung & menyendiri. Asyik menyendiri dan hanya diam memperhatikan orang-orang sekitar.

Bertepatan saat peringatan isra mi'raj di musola dekat rumah, saat itu, aku tidak fokus mendengarkan ceramah yang disampaikan, aku justru asyik memperhatikan orang2 sekitar tempat aku duduk. Astagfirullah, entah mengapa aku merasa risih dengan penampilan orang yang ada disampingku.
Terus beristigfar hingga terbesit tekad kuat, mulai saat itu, aku ingin tidak hanya fisikku yang berjilbab, aku ingin hatiku juga ikut berjilbab, membersihkan hati, pikiran & tingkah laku.

Loh, aneh kamu, kamu kan sudah berjilbab. Kenapa mutusin buat berjilbab lagi ??

Memang benar, sejak lulus SD orang tuaku sudah membiasakanku berjilbab. Sesekali aku bandel melepas jilbabku kala mereka sedang lengah.Seakan jilbab hanya perintah orang tua, saat mereka lengah aku melanggarnya. Namun Semakin dewasa semakin berkurang bandelku. Belajar untuk konsisten tidak melepas jilbab.

Yah,  hatiku masih belum berjilbab, karna awalnya hanya belajar untuk konsisten. Tidak buka tutup lagi. Berbeda dengan orang kebanyakan yang sebelum benar-benar memutuskan berjilbab, mereka mengatakan ingin menjilbab-i hati terlebih dahulu.

Aku juga tidak luput dari ucapan-ucapan miring seperti "percuma berjilbab kalau kelakuannya masih gak beres".  Beres seperti apa sih yang dimaksud ?? Apa karna pribadi ku yang jauh dari kata anggun, elegan, & agamis ?? Tapi ahh sudahlah, aku cuekin saja, yang penting aku terus memakai jilbab, pikirku dulu.

review kebelakang, aku baru sadar tenyata selama ini aku terjaga oleh jilbab, jilbab lah yang menjagaku, menjagaku dari perkataan, perbuatan, & langkah. Hal seperti "ahh fah, gak setia kawan kamu" , "gak gaul kamu" , "gak asyik banget sih" sudah menjadi santapan sehari-hariku, aku berani menolak karna pikirku kurang etis saja jika aku melakukannya dengan jilbab, namun jika aku melepasnya aku akan digantung oleh abahku. Namun persepsi kurang etis itulah yang justru menjagaku, jilbab menjaga ku dari perbuatan2 yg tidak baik itu. Apa jadinya hidupku sekarang jika aku tidak berjilbab dan benar-benar mengikuti teman-teman melakukan ajang yang dikatakan sebagai indikator anak gaul. Tapi syukurlah, Jilbab menjagaku :)) .. Dengan jilbab juga aku merasa dihormati. Dari sekian banyak teman laki-laki, tidak ada satupun dari mereka yang pernah menggoda bahkan lancang. Mereka justru ramah, bahkan menjaga. Selain itu, ada teman laki-laki yang noni justru amat sangat hormat pada ku karna jilbabku. Dengan jilbab juga aku ternyata menjadi inspirasi buat teman-teman terdekatku, karna melihat aku konsisten memakai jilbab, akhirnya mereka juga ikut berjilbab. Alhamdulillah. Tuhan maha keren :)) . Aku yang saat itu masih belajar konsisten & belum menjilbab-i hati saja sudah menjadi inspirasi teman-teman terdekatku. Subhanallah :)))

***

Kau tau, setelah aku memutuskan untuk menjilbab-i hati, perlahan Allah memudahkan jalannya. Memang benar, Jika kita berjilbab karna Allah, Allah akan memudahkan jalannya. Perlahan ada saja rezeki yang datang menghampiri, yang dengan rezeki itu aku gunakan untuk mengganti koleksi pakaian ketat dengan pakaian yang lebih sopan bahkan syar'i. Ditambah dengan infeksi di bagian perut yang aku alami, hingga mengharuskan aku mengurangi pemakaian celana jeans.

Yah, aku menterjemahkannya bahwa ini jalan Allah, hidayah Allah, & petunjuk Allah.

Subhanallah :)) ~ Alhamdulillah

Bantu aku menjilba-i hatiku. Bantu aku mengubah cara berpakaianku menjadi lebih sopan bahkan syar'i .
Bismillahirrahmanirrahim



Published with Blogger-droid v2.0.10

Ruang Tamu

Looking back . Mengingat- ingat apa yang sudah terjadi, apa yang sudah terlewati. Tentu sudah banyak sekali. Apalagi urusan hati. Review kebelakang, beberapa orang saya perbolehkan untuk memasuki ruang tamu hati saya yang sedari awal memang kurang menarik & berantakan, saya biarkan mereka duduk atau hanya sekedar melihat lalu pergi begitu saja. Terus seperti ini sampai aku menoleh kebelakang, sudah banyak yang terlewati, harus dijadikan pelajaran, hingga perlahan aku mulai memperbaiki & merapikan ruang tamu hatiku. saat itu pula ada sesesorang yang datang, dengan gaya seolah2 pasti menawarkan bantuan merapikan ruang tamu hati saya yang amat sangat berantakan. aku amat sangat bahagia, akhirnya ada yang menemani ku, aku tidak sendirian, walaupun amat sulit, bersamanya akan terasa mudah untuk merapikan ruang tamu hati saya yang amat sangat berantakan ini.

tapi hal yang sebenarnya ialah, ketika kita mengijinkan seseorang masuk ke ruang tamu hati mu, hanya 2 kemungkinan & kesempatan yang akan terjadi, seseorang itu akan menata kembali ruang tamu hatimu atau memporakporandakannya.

yah, aku memakluminya jikalau seseorang itu hanya datang sebentar dan menghambur, setelah itu pergi tanpa permisi. hanya saja aku yang masih belum berdamai dengan diriku sendiri karna apapun itu, sesuatu yang belum selesai, sesuatu yang pergi tanpa permisi dan perpisahan tanpa pamit selalu akan menjadi tanya besar, sesuatu yang akan amat sangat dirindukan. Tapiiii .... ahh sudahlah !!!

           ***

silih berganti datang dan pergi, ternyata orang2 itu hanya mampir dipintu tanpa masuk ke ruang tamu, tapi ketahuilah, saat orang itu berdiri didepan pintu, ada sebuah harapan, layaknya harapan anak kecil yang sedang menunggu jemputannya datang sedang ia hanya sendiri dan teman2 lainnya sudah dijemput. menanti setiap mobil yang melintas berharap salah 1 mobil itu ialah mobil jemputannya. Namun ketika mobil yang diharapkan itu bukanlah mobil jemputannya, hingga mobil itu berlalu dan hilang dari pandangannya. anak kecil itu terus membesarkan hati untuk terus bersabar, ahh barangkali pak supir sedang terjebak macet. terus menunggu dan menguatkan hati bahwa pak supir pasti akan menjemputnya .

       ***

terus berkeyakinan bahwa seseorang itu akan datang. seseorang yang mampu membuatmu jatuh cinta lagi dan membuat mu lupa bahwa kamu dahulu pernah juga merasakan disia-siakan cinta. seseorang itu akan datang, dia yang akan mewujudkan mimpi-mimpimu, dan mimpi bersama.
yakinlah seseorang itu pasti datang.

            

Published with Blogger-droid v2.0.10

Kutipan Kutipan

Rabu, 24 Juli 2013

Dua film yang bertema persahabatan & cinta pertama.

Dua film yang mengambarkan bahwa terkadang orang yang ada disampingmu kini, menemanimu, menghebatkanmu, & menyayangimu bukanlah orang yang benar-benar kamu ingini. Saat kamu tidak bisa mengejar dia, Selalu ada tempat spesial untuk dia.

Berikut beberapa kutipan dari 2 film tersebut

Kutipan sunny (korea) ; 2011

"Hidup ini terlalu singkat untuk hidup tanpa impian"

"Selama ini aku hidup sebagai istri dan sebagai ibu, dan lupa bagaimana diriku sendiri"

"Jika kau mengabaikan kami karna hidupmu terlalu bagus kami akan menghukummu, jika kau bersembunyi karna hidupmu payah kami akan membuatmu lebih baik."

Kutipan sunny (cinta pertama) Indonesia ; 2006

"Manusia memiliki mimpi, ada yang mengejar & mewejudkannya, ada yang mundur & membuangnya, ada pula yang diam & hanya menyimpannya sepanjang sisa usia hidupnya"

"Aku merasa ada yang hilang tanpa tau apa yang sudah ku temukan, aku merasa menemukan tanpa tau apa yang ku cari, dan aku masih mencari tanpa tau apa yang sudah hilang."

"Walaupun pertemuanku dengannya tidak seperti yang kita harapkan, setidaknya kita bicara, setelah sekian lama aku hanya bisa mengaguminya"

"Bahwa jika kamu mencintai seseorang, maka kamu harus mengatakannya begitu momen itu datang, karena jika tidak, maka momen itu akan pergi begitu saja dan tidak akan pernah datang lagi lalu kamu akan menyesal."

"Aku lelah dan aku sampai dimana aku menoleh dan menyadari aku tidak pernah bahagia. Bahwa seumur hidupku aku hanya pura-pura bahagia"

Published with Blogger-droid v2.0.10

Welcome to Ramadhan :-)

Rabu, 10 Juli 2013

semua orang tau istimewanya bulan ini. tak usah pula aku panjang lebar menceritakan keutamaan & keistimewaan bulan ini. karna tentunya amat sangat banget banyak keistimewaan bulan ini.

kali ini aku akan bercerita mengapa setiap tahun aku selalu menunggu-nunggu bulan ramadhan. bagiku, bulan ramadhan selain penuh berkah juga penuh syukur. bagaimana tidak, 'kami' para parantau saat bulan puasa tiba, itulah saatnya pulang ke rumah bertemu & berkumpul dengan sanak keluarga setelah 11 bulan sebelumnya sibuk dengan urusan masing-masing.

saat bulan puasa tiba, itulah saat organ-organ tubuh kita beristirahat setelah 11 bulan sebelumnya dipaksa bekerja. Suatu keuntungan juga untukku detoksifikasi fisik & jiwaku yang sebelumnya disibukkan dengan permasalahan kuliah & ibukota.

Saat bulan puasa tiba, itulah saatnya aku menghargai & amat sangat bersyukur bisa makan 1 meja bersama keluargaku. Mungkin bagi kalian ini hanyalah kecil. Tapi sesuatu seperti ini. Bisa makan 1 meja bersama keluarga merupakan hal yang amat sangat mewah bagiku. Ketahuilah, aku bisa makan 1 meja dengan mama, abah, & ahda hanya pada bulan puasa. Hanya pada saat berbuka puasa & sahur. Diluar itu, kami sibuk sendiri-sendiri. Terlebih kini aku sangat jarang berada dirumah karna tanggung jawab akademik.

Saat bulan puasa tiba, aku merasa menjadi lebih kompak dengan mama, abah, & ahda. Kompak dalam mencari berkah & rejeki yang halal. Karna istimewanya bulan ini, hingga Tuhan memberikan jalan rejeki yang amat sangat jelas hingga tinggal kini apakah kami mau berusaha & berdoa atau tidak.

Saat bulan puasa tiba, saatnya aku beristirahat. Istirahat dengan segala urusan kuliah & tetek bengeknya. Serta mempersiapkan energi & semangat untuk kedepannya.

Dan saat bulan puasa tiba, suatu momen titik balik & perenungan untuk memperbaiki diri , baik penampilan fisik maupun batin untuk menjadi lebih baik hingga menyusun target-target ramadhan & target hidup kedepannya yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Semakin dewasa semakin sadar bahwa bisa berkumpul bersama keluarga adalah hal yang amat sangat mewah. Materi memang penting. Tapi materi bukanlah penentu mutlak kebahagiaan. Uang dapat membeli kesenangan. Tapi tidak untuk kebahagian. Ada hal-hal yang tidak dapat dibeli dengan uang, yaitu waktu berkumpul & pelukan hangat keluarga serta sahabat. Kau tau sendirilah, kita adalah manusia yang hidup di jaman dimana kita miskin waktu di antara gadget - gadget mahal itu.

*Marhaban yaa ramadhan :)
Kita sambut ramadhan dengan penuh suka cita. Happy fasting !! *








H~29 menuju kemenangan
~temanmu yang geulisnya gak ketulungan~ :-P

Published with Blogger-droid v2.0.10

Yang hampir tidak terlihat & terlupakan

Rabu, 19 Juni 2013


Kata "Terima Kasih", "Maaf", "Tolong" memang terlihat simpel. Tapi bagiku kata simpel tersebut jika diucapkan dengan tulus tentu akan sangat berharga ketimbang tumpukan duit setinggi wedges para wanita sosialita.

Hampir 2 tahun aku belajar manajemen kemandirian di samarinda. Tapi semandiri apapun aku, aku tetap membutuhkan orang lain. Orang-orang ini lah yang sering luput dari perhatian. Mereka yang di anggap hanya orang-orang kecil. Namun bagiku amat sangat membantu.

bayangkan jika tidak ada tukang parkir, apa jadinya jika aku yang berpostur tubuh kurus dan lemah berusaha mengeluarkan motor diparkiran yang rapatnya mengalahkan saf orang solat berjamaah. ditambah permasalahan kota yang berdebu, panas dan carut marutnya penataan kendaraan kota ini.

bayangkan jika tidak ada abang-abang tukang bubur, sungguh, mungkin saat ini aku sudah tergeletak di Ugd salah satu rumah sakit karna lambungku yang selalu memberontak meminta makanan yang lembut agar mudah dicerna untuk ia giling setiap 2 jam sekali.

bayangkan jika tidak ada pasangan penjahit sol sepatu di gerbang unmul pramuka, nasib sepatu sepatuku yang sebenarnya masih layak pakai tentu akan berakhir di tempat sampah atau menambah tumpukan barang yang sayang dibuang. karna bagiku ada beberapa barang yang amat sangat berharga. Bukan karna materinya tapi karna memori. Terlebih memori bersama orang terkasih, sahabat &  keluarga. Memori mengenai perjuangan menggapai mimpi & passion. Karna dari sepatu itulah menentukan kemana kita melangkah. 

Published with Blogger-droid v2.0.10

About cry cry !!

Selasa, 04 Juni 2013

Hatiku tidak batu. Aku juga ikut menangis. Tapi ketahuilah, aku tidak menunjukkannya depan kalian. Aku juga tidak egois atau tidak peduli dngan lingkungan sekitar.
Hanya karna aku tidak mudah menangis saat momen perpisahan sekolah, menonton film sedih bukan berarti aku batu.
Aku menangis. Namun aku tidak menunjukkannya. Aku menangis namun hanya dalam hati.
Aku bukan tipikal orang yang gampang mengeluarkan air mata. Mungkin karna air mata bagiku sangat berharga. Tapi ketahuilah, aku tidak batu. Hanya karna aku sulit mngeluarkan air mata. Justru sakit & sesak yang aku rasakan lebih sesak dari yang kalian rasakan. Saat air mata keluar, saat itu juga masalah keluar. Air mata yg keluar dapat dihapus, mengering dan menghilang. Sedang saat menangis dalam hati. Bagaimana menghapus sesak didalamnya ?? Bagaimana menanganinya saat hati memberontak ?? Apa dengan pasrah, marah atau ikhlas ? sedang ilmu ikhlas sangatlah sulit. mata kuliah mana sekarang ini yg mengajarkan ikhlas.
*melihat anak kecil menangis tak ingin berpisah dari ibunya saat akan berangkat dari bontang menuju samarinda juga membuat hatiku tersayat. aku ikut merasakan haru. Padahal siapa dia ?? Aku tidak mengenalnya. Hanya org yang baru ku temui saat diterminal tapi adik kecil itu sukses membuatku mataku memanas menahan tangis* *aaa... Aku lemah dalam hal seperti ini, dalam hal apapun yang mengenai kebersamaan keluarga* *menyebalkan rasanya saat harus mengakui bahwa sesungguhnya aku benar-benar rapuh*
*inspirasi tulisan ini aku dapat saat aku berada di terminal (lagi)*
Published with Blogger-droid v2.0.10

Re-Post "Fuchsia" atau "Surat Untuk Fa"

Minggu, 19 Mei 2013

Ini salah 1 Tulisan dari penulis fiksi favorit aku. yah, Bernard Batubara atau kalo dikenal dengan Benzbara. Aku suka sama tulisan yang judul FUCHSIA di-share di blognya di (bisikanbusuk.com) , namun dalam Buku terbarunya yang berjudul MILANA, judul tulisan ini diganti menjadi "Surat Untuk Fa". Fuchsia sendiri adalah salah satu jenis bunga. Jika bunga Daisy melambangkan Kesucian, kesederhanaan dan kesetian. Bunga Fuchsia melambangkan selera yang bagus. Yang membuatku makin menyukai tulisan ini ialah sang penulis menggunakan nama "Fa" sebagai tokoh utamanya. Walaupun "Fa" yang dimaksud bukan aku. Happy Reading :))





Fa, janganlah kau menangis lagi. Tak sanggup bumi ini menampungnya. Masa lalu kita mungkin sebuah kesalahan tapi aku tak pernah menyesal. Tentu kau juga, bukan? Biarlah waktu menuntunmu melewati kegelapan. Luka dapat menyembuhkan dirinya sendiri asal kau memberinya jalan. Sungguh, Fa, tak ada yang perlu diperdebatkan perihal aku atau kau yang memulai. Kita sama-sama paham. Namun bila kau masih saja memikirkannya, berjanjilah, berjanji untuk dirimu sendiri- kau tak akan pernah membaca suratku lagi.


Ini entah surat ke berapa yang kutulis dan kukirim kepadamu, Fa. Kau tak pernah membalas dan aku mengerti itu. Aku pun tak pernah berharap untuk menerima balasan darimu. Aku terus menulis surat untukmu sebab aku pernah berjanji demikian. Aku akan mengabarimu tentang keadaanku dan, tentu saja, menanyakan kabarmu.

Oh ya, bagaimana kabarmu sekarang? Masih suka duduk melamun di teras rumah sambil menghirup aroma tanah basah? Ah, hobi yang sampai sekarang masih tak bisa kumengerti apa asyiknya. Hei, kau jangan marah ya. Aku kan hanya berpendapat. Oke, kembali ke topik, bagaimana tadi kabarmu? Yah, aku yakin semuanya baik-baik saja, kan. Kecuali hidungmu yang terlalu besar dan panjang seperti luncuran bermain anak-anak. Hahaha.. Hei, hei, aku hanya bercanda. Jangan cemberut begitu.

Kembali ke masalah kita. Maksudku, bukan masalah, tapi.. ya sudahlah.

Fa, aku percaya segalanya terjadi bukan tanpa alasan. Bahkan hujan yang turun nyaris setiap hari di kotamu itu memiliki maksud sendiri. Mungkin untuk membasahi hatimu. Mungkin untuk membasahi matamu. Tapi sesungguhnya, Fa, kaulah yang memilihkan alasan itu untuk mereka. Mereka hadir begitu saja dan tak akan berarti apa-apa kalau kau tak memberinya makna. Karena kaulah mereka menjadi berarti. Kau bisa saja menganggap mereka tak ada. Tapi kau tak pernah sanggup melakukannya. Kurasa kau bukan tak sanggup, kau hanya tak ingin.

Intinya, Fa, kaulah yang memiliki kuasa atas dirimu sendiri. Jalan yang kaulihat akan selalu gelap kalau kau memandangnya demikian. Aku percaya di dalam hatimu masih ada matahari kecil yang kau tutupi. Bukalah sejenak, Fa. Dan kau akan menyadari betapa indahnya pelangi yang selama ini kau hindari. Perasaanmu itu.

Jadi, janganlah menangis lagi. Kumohon. Aku tahu diriku penuh dosa. Setiap huruf dalam suratku selama sepuluh tahun inilah yang kuharap dapat mengikis sedikit demi sedikit dosa itu. Tapi, tentu saja, Fa, kaulah yang berhak memutuskan hal tersebut. Aku hanya pendosa yang hidup dalam kegamangan, bahkan tak pernah sanggup untuk bermimpi mendapatkan pengampunan.

Fa, kadangkala aku tak mengerti akan sesuatu. Apakah aku harus merasa bersalah kepada dirimu ataukah kepada diriku sendiri? Kurasa kedua-duanya. Ya, aku bersalah kepadamu dan kepada diriku juga. Tapi aku sudah mencoba memaafkan diriku dan sekarang aku masih menunggu maaf darimu.

Itulah yang kuingin kau lakukan sedari dulu, Fa. Maafkanlah dirimu. Aku tak tahu pasti apakah rasa bersalah kita terhadap diri masing-masing sama besarnya atau tidak, tapi kau harus melakukannya. Percayalah, sikapmu yang selalu saja mengutuki diri sendiri itu tak akan membawa kita ke mana-mana, maksudku, tak akan membawa kau ke mana-mana. Kau hanya akan bergulat dalam lumpur yang semakin hari semakin memenuhi rongga dadamu dan akhirnya membuat kau tak bisa bernapas. Kau sudah merasakannya sekarang, kan? Bahkan mungkin sejak pertama kali kita tak lagi bertemu.

Fa, kau jangan salah sangka. Aku tak bermaksud untuk mengguruimu. Apalagi soal maaf dan memaafkan. Tapi yang jelas aku hanya ingin kau hidup bahagia. Apa kau bahagia sekarang, Fa?

Fa, jangan kau basahi surat ini dengan airmatamu. Airmata itu terlalu berharga untuk kau tumpahkan setiap hari. Simpanlah. Banyak hal indah yang suatu saat nanti akan memaksamu mengeluarkan airmata dan itu memang pantas kau lakukan. Tapi tidak untuk surat ini. Tidak juga untuk dirimu sendiri. Apalagi untukku.

Oh ya, kau masih suka menari? Aku suka melihat kau menari. Walau kadang aku heran saat itu kau melakukannya setiap waktu, kapanpun itu. Entah saat kau marah, bahagia, maupun sedih. Tapi aku suka. Kau seperti melepaskan percikan-percikan warna ke udara. Melukis angin dengan gerak tubuhmu. Saat aku melihat kau menari, aku seperti sedang menyaksikan seorang maestro pelukis yang membuat mahakarya di atas sebuah kanvas maharaksasa. Aku bahagia sekali karena saat itu akulah satu-satunya orang paling beruntung di dunia yang dapat melihatnya.

Fa, kuingin kau menari. Menarilah. Menari dengan tarian paling indah. Dengan gemulai rambutmu yang tergerai. Dengan sepasang alismu yang menantang. Dengan bibirmu yang menyimpan rahasia. Menarilah dengan gerimis yang berderai. Menarilah bahkan dengan airmatamu yang terurai. Menarilah, Fa!

Bukan tempatmu di sini, dalam kegelapan ini. Dalam pekatnya rasa kecewa dan putus asa. Fa, kau rindu akan segala hal yang bercahaya. Yang berwarna. Kau tahu itu.

Fa, aku ingin mengurai seluruh kenangan. Tapi aku khawatir benakmu belum sanggup memilah mana yang manis dan mana yang pahit, bukan.

Maukah kau memaafkanku?

Sebelum aku lupa, aku ingin mengatakan kepadamu bahwa ini adalah surat terakhir yang kutulis dan kukirim untukmu. Sudah sepuluh tahun aku melakukannya. Dan seperti yang sudah kubayangkan, kau tak pernah mengirim surat balasan.

Tapi aku tak akan berhenti mengirim kabar kepadamu. Suatu waktu kau akan mendengar suaraku lewat angin yang menepuk pipimu. Atau lewat bau tanah yang menguap karena hujan. Kau sahutlah sesekali, Fa. Walau tak lewat kata-kata, aku akan merasakannya. Karena hati kita pernah terpaut dan sekarang pun juga.

Bukan begitu, Fa?

Berjanjilah, kau akan berhenti dari kesedihan ini dan memberi hatimu kedamaian. Sudahlah, lupakan semua kesalahan. Jangan jadikan mereka hantu bagimu. Jadikanlah mereka sekumpulan foto usang berbingkai yang dapat kau kukunjungi sesekali bila kau ingin. Tak lebih dan tak akan pernah lebih dari itu!

Sekali lagi, aku tak bermaksud menasehatimu. Aku menyayangimu, Fa. Sebab itu aku menulis surat ini. Sejak pertama dan sampai sekarang, tak pernah berubah.

Nulis sebagai terapi

Sabtu, 18 Mei 2013

Nulis sebagai terapi, itu fungsi awal aku nulis. yah just for fun doang. tapi aku selipin kutipan, pesan atau nilai moral.
aku lancar nulis kalo pikiran sedang kalut, galau kata anak jaman sekarang. aku pernah baca tulisan seseorang saat blogwalking. dia bilang kalo PERLu GALAU BUAT BISA NULIS.
James Pernbaker Ph,D, - Profesor psikologi dari Universitas Texas mengatakan "Menulis, khususnya untuk hal-hal yang menakutkan atau membuat trauma ternyata berdampak positif terhadap kesehatan fisik dan mental"
Karna itu, menulis bagiku sama seperti terapi menangis. mengeluarkan semua unek-unek dengan menangis hingga akhirnya tenang. begitu juga menulis, mengeluarkan semua pikiran-pikiran yang dapat membuat ku gila hingga aku merasa lega telah menuangkannya dalam sebuah tulisan.
menulis bagiku bukan sekedar euforia.
dan bagiku, orang yang pandai itu bukan yang IPK-nya tinggi, tapii yang imajinasinya tinggi dan dapat menuangkannya dalam sebuah tulisan yang asyik untuk dibaca. karna itu aku selalu kagum dengan para penulis, para akademisi dari sastra dan seni.

Published with Blogger-droid v2.0.10

Tulisan seriusku (Part 4)

Sabtu, 11 Mei 2013

Ini sebenarnya tugas dari dosen jurnalistik sih, Tugas membuat feature. tulisan ini aku ketik jam 12 malam loh, padahal deadlinenya besok paginya *the power of kepepet*. maklum, karna aku tipe night person, yang ide-ide di otak muncul di saat semua orang sudah terlelap dengan mimpi mereka masing-masing.
*happy reading :)))*



Jangan anggap kami anak tiri
Aku telah berada di pelabuhan kariangau, Balikpapan tepat pukul 21.00 setelah menempuh perjalanan dari Bontang menuju Balikpapan. Tidak banyak yang berubah setelah 3 tahun yang lalu aku mendatangi tempat ini. Sama seperti 3 tahun yang lalu, pelabuhan ini masih menjadi favorit para supir truk, supir bus, dan supir-supir taksi gelap  untuk menyebrang ke Panajam ketimbang melalui jalan darat yang biasa disebut ‘jalan tembus sepaku’. Sama seperti 3 tahun lalu, pelabuhan ini selalu mengalami antrian yang cukup panjang jika sedang musim libur sekolah dan hari besar keagamaan. Antrian yang cukup panjang inilah yang sering di manfaatkan para sopir untuk beristirahat sembari menunggu antrian masuk kapal ferry. kebanyakan supir lebih memilih mengantri dikarenakan faktor keamanan. Karna di jalan tembus sepaku selain kondisi jalanan banyak yang berlubang, jalan tembus ini rawan perampokan. Inilah alasan mengapa para sopir lebih memilih mengantri berjam-jam, hingga lebih 10 jam ketimbang melewati jalan tembus sepaku.
Kurang lebih 5 jam aku menunggu giliran untuk masuk kapal ferry, hingga akhirnya sekitar pukul 00.00 mobil yang aku tumpangi masuk kapal ferry dan melaju menyebrang menuju Panajam. Lanjut dari panajam menuju Babulu, Kuaro, Batu Kajang, Muara Komam. Asing dengan nama daerah-daerah diatas ? yah, inilah daerah pinggiran Kalimantan Timur. Daerah terluar Kalimantan Timur yang jarang di ekspos. Daerah-daerah ini sangatlah unik. Karena berada di Jalan Trans Kalimantan Timur-Kalimantan Selatan. Daerahnya masih asli, penduduknya masih jarang. Jauh dari kata megapolitan. Kehidupan masyarakatnya pun masih sederhana. Bahkan masih ada masyarakat yang mata pencahariannya berburu di hutan. Sepanjang jalan Trans Kaltim-Kalsel, sesekali ada warung-warung  yang menyediakan makanan, minuman, tempat beristirahat dan toilet.
Terus berjalan ke selatan hingga mencapai perbatasan kaltim-kalsel yang biasa disebut “gunung halat”. Aku sangat takjub dengan apa yang aku lihat. Begitu indahnhya rancangan Tuhan membuat pemandangan yang benar-benar membuatku takjub. Hijau dan Lebatnya pohon-pohon yang tumbuh menjulang tinggi, Asap putih yang keluar bekas embun subuh, deretan gunung tinggi seakan jaraknya hanya 5cm dengan langit, kokohnya bongkahan batu kapur, hitamnya batu bara yang terpampang jelas tanpa harus digali, ditambah silau-silau kuning matahari pagi yang menyelinap di antara dedaunan yang lebat. Sebuah pemandangan yang membuat siapapun berdecak kagum dan memuji Tuhannya.
Namun, di balik keindahan tersebut, daerah-daerah terluar kaltim seperti Babulu, Kuaro, Batu Kajang, Muara Komam seakan dianggap anak tiri. Hal ini dikarenakan luasnya daerah Kaltim, jauhnya jarak antara daerah-daerah tersebut dengan Ibukota dan pusat pemerintahan. Tidak heran jika dari berbagai macam segi masyarakat yang tinggal di daerah tersebut akan tertinggal. Misalnya saja dari segi pendidikan dan teknologi. Terbukti dengan sedikitnya atau bahkan tidak ada mahasiswa asal daerah-daerah tersebut yang melanjutkan studi perguruan tinggi di Ibukota Kaltim. Kalau pun ada, banyak dari mereka yang ‘mendua’. Yaitu melanjutkan studi di kalsel. Ada apa dengan kaltim ? Padahal dilihat dari APBD dan kekayaan daerah, Kaltim lebih menjanjikan ketimbang kalsel. Apa kalsel lebih mengapresiasi ? Apa karna Kaltim terlalu banyak ‘anak’ hingga melupakan beberapa ‘anak’ mereka ini ?
Selain masalah pendidikan, masalah sarana transportasi seperti jalanan juga sangat memprihatinkan. Banyak jalanan berlubang sepanjang jalan trans kaltim-kalsel terutama yang masih dalam kawasan kaltim. Dimana peran pemerintah? Padahal kaltim itu sangat kaya, tapi kenapa untuk memperbaiki jalan saja prosesnya sangat lama. Ketimbang perbaikan jalan yang ada di Ibukota, bahkan jalan yang masih dapat dikatakan bagus pun diperbaiki lagi oleh pemerintah. Alhasil, geram dengan lambannya pemerintah menanggapi permasalahan tersebut, masyarakat secara swadaya memperbaiki jalan tersebut dengan peralatan seadanya. Seperti menimbun jalan berlubang dengan tanah liat atau memberi rambu seadanya kepada orang-orang yang melintas untuk lebih berhati-hati saat melintas di jalan berlubang tersebut. Sebagai imbalannya, orang-orang ini meminta sumbangan seiklhlasnya kepada setiap pengendara yang lewat. Hingga ada celetukan beberapa sopir yang mengatakan tanpa harus melihat batas perbatasan pun kita sudah tau sedang ada wilayah kaltim atau kalsel. Jika jalanan banyak berlubang dan rusak tandanya anda masih berada di daerah kaltim, sedang jika perjalanan mulus tanpa jalan berlubang tandanya anda sudah masuk daerah kalsel.
Pemerataan jatah BBM pun disini tidak merata, terbukti dengan panjangnya antrian kendaraan di SPBU sepanjang jalan trans kalimantan ini. Pemandangan seperti sudah tidak jarang lagi bagi masyarakat sekitar. Mereka bahkan sudah biasa mengalami kenaikan harga BBM 3x lipat dikalangan pengecer. Berbeda dengan masyarakat kota yang jika pasokan BBM sedikit saja datang terlambat akan menimbulkan banyak komplain dan sumpah serapah di jejaring sosial.
Pejabat yang berkunjung pun dapat di hitung jari. Seperti ketua DPRD Kaltim, HM Mukmin Faisyal HP yang datang meninjau jalan Trans kalimantan pada oktober 2012 lalu. Bahkan jika masyarakat disana ditanya apakah mereka tau seperti apa ibukota provinsinya, seperti apa wajah gubernur mereka, aku yakin tidak banyak yang tau.
Daerah-daerah tersebut seakan terlupakan. Seakan di anggap anak tiri. Hanya sebagai pajangan. Jika di analogikan dengan pulau-pulau terluar di perbatasan Indonesia-Malaysia, tidak heran masyarakat yang ada di pinggiran ini memilih untuk ‘Mendua’. Mereka jelas akan lebih memilih siapa yang lebih ‘menganggap’ mereka ada.
Seandainya para pemimpin/petinggi daerah lebih peduli, lebih meluangkan waktu untuk mendengarkan aspirasi masyarakat pinggiran, dan merealisasikan keinginan-keinginan sederhana dari mereka. Bukan tidak mungkin daerah-daerah tersebut tidak akan menjadi daerah tertinggal hingga ketimpangan sosial dapat diminimalisir. Bukan tidak mungkin juga daerah-daerah inilah yang nanti menjadi pundi-pundi pemasukan daerah karena daerah-daerahnya yang masih asli dan belum banyak di eksplor. Mungkin saja daerah-daerah tersebut sekarang hanyalah sebongkah batu yang jika nanti kita asah akan menjadi berlian yang sangat berharga. Siapa yang tau ? yang ku tau kaltim memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Untuk itu, jangan lupakan mereka.