Menjelang 20 semakin banyak yang aku pikirkan, makin banyak juga aku merenung & menyendiri. Asyik menyendiri dan hanya diam memperhatikan orang-orang sekitar.
Bertepatan saat peringatan isra mi'raj di musola dekat rumah, saat itu, aku tidak fokus mendengarkan ceramah yang disampaikan, aku justru asyik memperhatikan orang2 sekitar tempat aku duduk. Astagfirullah, entah mengapa aku merasa risih dengan penampilan orang yang ada disampingku.
Terus beristigfar hingga terbesit tekad kuat, mulai saat itu, aku ingin tidak hanya fisikku yang berjilbab, aku ingin hatiku juga ikut berjilbab, membersihkan hati, pikiran & tingkah laku.
Loh, aneh kamu, kamu kan sudah berjilbab. Kenapa mutusin buat berjilbab lagi ??
Memang benar, sejak lulus SD orang tuaku sudah membiasakanku berjilbab. Sesekali aku bandel melepas jilbabku kala mereka sedang lengah.Seakan jilbab hanya perintah orang tua, saat mereka lengah aku melanggarnya. Namun Semakin dewasa semakin berkurang bandelku. Belajar untuk konsisten tidak melepas jilbab.
Yah, hatiku masih belum berjilbab, karna awalnya hanya belajar untuk konsisten. Tidak buka tutup lagi. Berbeda dengan orang kebanyakan yang sebelum benar-benar memutuskan berjilbab, mereka mengatakan ingin menjilbab-i hati terlebih dahulu.
Aku juga tidak luput dari ucapan-ucapan miring seperti "percuma berjilbab kalau kelakuannya masih gak beres". Beres seperti apa sih yang dimaksud ?? Apa karna pribadi ku yang jauh dari kata anggun, elegan, & agamis ?? Tapi ahh sudahlah, aku cuekin saja, yang penting aku terus memakai jilbab, pikirku dulu.
review kebelakang, aku baru sadar tenyata selama ini aku terjaga oleh jilbab, jilbab lah yang menjagaku, menjagaku dari perkataan, perbuatan, & langkah. Hal seperti "ahh fah, gak setia kawan kamu" , "gak gaul kamu" , "gak asyik banget sih" sudah menjadi santapan sehari-hariku, aku berani menolak karna pikirku kurang etis saja jika aku melakukannya dengan jilbab, namun jika aku melepasnya aku akan digantung oleh abahku. Namun persepsi kurang etis itulah yang justru menjagaku, jilbab menjaga ku dari perbuatan2 yg tidak baik itu. Apa jadinya hidupku sekarang jika aku tidak berjilbab dan benar-benar mengikuti teman-teman melakukan ajang yang dikatakan sebagai indikator anak gaul. Tapi syukurlah, Jilbab menjagaku :)) .. Dengan jilbab juga aku merasa dihormati. Dari sekian banyak teman laki-laki, tidak ada satupun dari mereka yang pernah menggoda bahkan lancang. Mereka justru ramah, bahkan menjaga. Selain itu, ada teman laki-laki yang noni justru amat sangat hormat pada ku karna jilbabku. Dengan jilbab juga aku ternyata menjadi inspirasi buat teman-teman terdekatku, karna melihat aku konsisten memakai jilbab, akhirnya mereka juga ikut berjilbab. Alhamdulillah. Tuhan maha keren :)) . Aku yang saat itu masih belajar konsisten & belum menjilbab-i hati saja sudah menjadi inspirasi teman-teman terdekatku. Subhanallah :)))
***
Kau tau, setelah aku memutuskan untuk menjilbab-i hati, perlahan Allah memudahkan jalannya. Memang benar, Jika kita berjilbab karna Allah, Allah akan memudahkan jalannya. Perlahan ada saja rezeki yang datang menghampiri, yang dengan rezeki itu aku gunakan untuk mengganti koleksi pakaian ketat dengan pakaian yang lebih sopan bahkan syar'i. Ditambah dengan infeksi di bagian perut yang aku alami, hingga mengharuskan aku mengurangi pemakaian celana jeans.
Yah, aku menterjemahkannya bahwa ini jalan Allah, hidayah Allah, & petunjuk Allah.
Subhanallah :)) ~ Alhamdulillah
Bantu aku menjilba-i hatiku. Bantu aku mengubah cara berpakaianku menjadi lebih sopan bahkan syar'i .
Bismillahirrahmanirrahim
Published with Blogger-droid v2.0.10