Kata "Terima Kasih", "Maaf", "Tolong" memang terlihat simpel. Tapi bagiku kata simpel tersebut jika diucapkan dengan tulus tentu akan sangat berharga ketimbang tumpukan duit setinggi wedges para wanita sosialita.
Hampir 2 tahun aku belajar manajemen kemandirian di samarinda. Tapi semandiri apapun aku, aku tetap membutuhkan orang lain. Orang-orang ini lah yang sering luput dari perhatian. Mereka yang di anggap hanya orang-orang kecil. Namun bagiku amat sangat membantu.
bayangkan jika tidak ada tukang parkir, apa jadinya jika aku yang berpostur tubuh kurus dan lemah berusaha mengeluarkan motor diparkiran yang rapatnya mengalahkan saf orang solat berjamaah. ditambah permasalahan kota yang berdebu, panas dan carut marutnya penataan kendaraan kota ini.
bayangkan jika tidak ada abang-abang tukang bubur, sungguh, mungkin saat ini aku sudah tergeletak di Ugd salah satu rumah sakit karna lambungku yang selalu memberontak meminta makanan yang lembut agar mudah dicerna untuk ia giling setiap 2 jam sekali.
bayangkan jika tidak ada pasangan penjahit sol sepatu di gerbang unmul pramuka, nasib sepatu sepatuku yang sebenarnya masih layak pakai tentu akan berakhir di tempat sampah atau menambah tumpukan barang yang sayang dibuang. karna bagiku ada beberapa barang yang amat sangat berharga. Bukan karna materinya tapi karna memori. Terlebih memori bersama orang terkasih, sahabat & keluarga. Memori mengenai perjuangan menggapai mimpi & passion. Karna dari sepatu itulah menentukan kemana kita melangkah.