Sepertinya aku harus mulai berdamai dengan kota tepian ini. Kota yang dulu sempat membuatku merindukannya. Tapi selama 2 tahun kebelakang aku maki-maki karna sifatnya yang kurang ramah padaku.
Yah, dulu saat aku masih bersekolah, aku selalu ingin berlibur dikota ini, selalu ada perasaan tenang saat kekota ini. (Baca : Kota Mahakam), aku tidak tau apa yang membuatku dulu amat berat meninggalkan kota ini dan selalu merasa ada yang memanggilku untuk datang ke kota ini. Mungkin karna dulu aku merasa akan menemukan mozaik hidupku disini. Tapi kenyataannya, aku dihempaskan dengan pencitraan palsu.
2 tahun kebelakang aku amat sangat membenci kota ini. Kota yang tidak pernah ramah padaku. Mungkin dapat dikatakan aku mengalami culture shock. Tapi apapun namanya, aku tidak suka dikota ini. Sudah ku bilang kota ini tidak pernah ramah padaku.
Aku ingin kembali ke zona nyamanku, kota dimana orang tua ku berada. Kota yang dulu sempat ingin aku tinggalkan karna gombalan kota mahakam yang menawarkan berbagai keindahan.
Aku mulai merasa kangen, ingin kembali kekehidupan yang tenang tanpa perlombaan harta, kekuasaan & aksesoris.
Aku merindukan saat terbangun tengah malam & menyadari bahwa aku masih dirumah, bukan dikamar kecil sempit yang harus ku bayar tiap bulan.
Aku merindukan saat pagi hari berangkat sekolah mencium tangan kedua ortuku, namun kini yang ada adalah jika aku pamit pergi dan mencium tangan kedua tangan orang tuaku, artinya aku tidak akan bertemu mereka selama 1 bulan kedepan karna aku harus kembali ke kota ini, menjalani tanggung jawab penddidikanku.
Aku merindukan setiap pulang sekolah ada ahda (adikku) yang sangat antusias menyambutku pulang karna ingin bermain bersama ku dan menanyakan hari-hari ku disekolah bersama teman-temanku, tapi yang sebenarnya ialah kini tiap aku pulang ,bertambah satu helai rambut orang tua yang mulai memutih.
Aku merindukan saat aku pulang terlambat, ada yang menelponku untuk menyuruhku segera pulang, walau kesal namun tetap membukakan pintu rumah, bukan bingung saat pulang terlambat akan tidur di kosan siapa.
***
Aku mendapat 2 bulan liburan fuul dikota tempat orang tua.ku tinggal. Tapi aku merasa ada yang hilang, aku merindukan kehidupanku di samarinda. Aku mulai merindukan hal-hal yang dulu aku maki, aku merindukan kulinernya, suasananya, kegiatannya, dan tentu saja orang-orangnya.
Sejenak berpikir, melihat kebelakang, aku sudah setengah jalan mengejar mimpiku, menyelesaikan hal yang membuat orang tuaku rela melepasku agar aku bisa mempunyai kehidupan sendiri.
Aku mulai merindukan kehidupanku selama dikota ini, terlebih kepada orang-orangnya.
Yah, sepertinya aku harus belajar berdamai dengan kota ini, karna pada nyatanya, kehidupanku telah berpindah kekota ini. Membuat kehidupan baru dikota ini, belajar menjalani hal-hal yang aku maki itu sebagai pemakluman. Ini lapanganku, ini ladangku, membebaskan kreasi dan tindakanku disini. Dan masih berharap mozaik-mozaik hidup akan terkumpul dengan lengkap.
*untuk kota tempat aku tumbuh, tempat orang tua ku tinggal, tempat orang tua ku mencari rejeki, terima kasih untuk selalu memberiku ketenangan,menyapa ku dengan ramah, menerimaku dengan tangan terbuka saat aku jatuh, dan memberi bekal-bekal yg cukup untuk hidup dikota tempat kehidupanku sekarang berlangsung. Doakan aku dapat pulang atau berkunjung kembali dengan kejayaan :)))