Harus kah Aku Golput lagi ??

Rabu, 27 November 2013

“katanya mahasiswa, tapi kok apatis sama lingkungan sekitar”

“katanya agent of change, tapi kok gak peka sama lingkungan sekitar”

“katanya mahasiswa, tapi kok apolitis”

“katanya mahasiswa, tapi kok golput”



Negri ini sudah kebanyakan  mahasiswa nyinyir. Kuliah hanya untuk pamer gadget dan mobil orang tua. Bertemu dengan mahasiswa yang idealis kini sudah menjadi hal yang langka. Jangankan yang idealis, yang peka/peduli terhadap lingkungan sekitar saja sudah amat sangat jarang.
Kenapa mahasiswa sekarang banyak yang apolitis?? Apa yang salah, apa ini efek globalisasi yang tanpa saringan hingga pola pikir manusia menjadi individualis dan matrealistis ?? 

Tapi apa yang salah dengan apolitis ?? itu hak masing-masing orang. 

Namun apolitis di negri ini sudah amat sangat keterlaluan, memang sebuah hak masing-masing orang untuk apolitis, namun sangat tidak etis jika subjek yang apolitis itu berbicara menghakimi bahkan memaki orang-orang yang peduli pada politik, orang-orang yang ingin melakukan perubahan. Tidak suka berpolitik namun bernyinyir ria dari luar. Bukankah lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan. Generasi apolitis hanya pandai mengkritisi dari luar namun sama sekali tidak tertarik bergabung didalamnya untuk melakukan perubahan. Di negri ini, pendidikan politik sudah berhasil membuat generasi muda menjadi apolitis dengan sajian sinetron politik setiap hari yang tidak ada habis-habisnya. Hingga menghasilkan strereotipe politik itu kotor,hanya mengejar kekuasaan/jabatan,Penuh konspirasi, nepotisme, penyelewengan. Politik bukan untuk kepentingan public namun kepentingan beberapa pihak. Dalam politik juga Teman bisa jadi lawan, lawan bisa jadi sahabat. Itulah gambaran singkat mengenai dunia politik, khususnya di Indonesia. 

Bicara politik, dunia kampus pun tidak lepas dari politik. Universitas Mulawarman kini memasuki masa Pemilihan presiden BEM lagi. Tahun ini ada 3 kandidat yang mencalonkan diri. Terlepas dari mana asal mereka, visi misi apa yang akan mereka kampanyekan, tahun ini, apakah mungkin jumlah angka golput akan meningkat lagi ?? angka golput yang tinggi pada sebuah pemira di kampus pun sudah dapat menunjukkan banyaknya generasi apolitis yang lahir. Entah dengan alasan kirisis kepercayaan pada politik, proses politik yang asing, menyerah pada masalah-masalah politik dinegri ini  atau memang mereka yang tidak mau peka bahkan peduli pada lingkungan sekitar.
Namun Golput atau tidak pada pemira unmul tahun ini adalah hak masing-masing dari setiap individu. Namun perlu diketahui, janganlah mengutuk kegelapan, lebih baik kita menyalakan lilin. Janganmengumpat dan  mengeluarkan sumpah serapah di social media jika menemui birokrasi yang berbelit, jalanan dan fasilitas kampus  yang rusak, penaataan ruang public kampus yang amburadul, dan biaya kuliah yang makin tinggi. Itu adalah konsekuensi anda-anda yang apolitis. 

Jangan hanya pandai mengkritisi dari luar. Mari bergabung didalam dengan menciptakan perubahan. Setidaknya gunakan hak pilih dalam pemira dan lebih peka pada lingkungan sekitar. Itu pun sudah merupakan sebuah partisipasi. Yah, berpartisipasi dalam gerakan menuju perubahan ke  arah yang lebih baik. Berpolitik dengan jujur, bersih, idealis, dan dengan nurani memang susah. Namun bukannya kita ini adalah agent of change ?? ada sebuah harapan di pundak kita. Biarkanlah generasi yang ‘tua’ itu membuat kekacauan di negri ini. Namun saat generasi kita yang menjabat, kita harus belajar dan memperbaikinya. Kalau bukan kita, lalu siapa ?? anak muda harus bisa melakukan perubahan. Sekali lagi, lebih baik kita menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan.


Selamat memlih wahai harapan bangsa 
 


0 komentar:

Posting Komentar