Besok udah 20 tahun. Gak bisa lagi disebut tenager. Masa-masa peralihan dari remaja ke dewasa. setiap ulang tahun selalu aku renungkan untuk selalu beralih lebih dewasa lagi. Terlebih soal emosi. Emosi yang masih labil, masih sering egois & melakukan hal sesuka hati tanpa berpikir orang lain & tanggung jawab. Hal- hal seperti inilah yang menjadi PR besar setahun kedepan, PR untuk memperbaikinya. Belajar sok dewasa, biar bisa dewasa beneran.
Bicara hari terakhir di usia 19tahun, review ke belakang, setahun kebelakang tentunya banyak hal yg dapat dijadikan pelajaran.
*keluarga*
20 tahun usia ku, 21 tahun usia pernikahan orang tuaku. Aku besyukur bisa menjadi anak pertama, karna aku mengikuti jatuh bangunnya keluargaku. Aku pernah merasakan tidak nyamanya menumpang dirumah sodara abah saat rumah yang kami sewa terbakar, pindah dari rumah sewaan satu ke sewaan lain, hanya bisa meneguk liur saat aku ingin semangkok bakso yang harganya tidak seberapa tapi saat itu abah belum mendapatkan uang karna jualan yang sepi, sakit demam karna amat sangat menginginkan sepeda seperti teman-teman sebayaku. Yah, semua itu sudah terlewati.
Bersyukur karna dengan jatuh bangunnya keluargaku, pasangan aneh itu masih tetap bersama.
Bersyukur karna dengan aku merasakan itu, aku banyak belajar, belajar saling menghargai sekecil apapun itu hasilnya, belajar menjadi pribadi yang tidak matrealistis. Karna aku pernah merasakan terkadang harta memang penting, tapi ada hal-hal yg memang gak akan pernah bisa kamu beli dengan berapa pun banyaknya uangmu. Yaitu berkumpul dengan keluarga.
Bersyukur karna dengan aku merasakan itu, aku menjadi pribadi yang selow dan cuek, tidak memaksakan kehendak walau kini Alhamdulillah apa yang aku inginkan sudah dengan mudah aku dapatkan.
Bersyukur karna aku belajar menghargai proses jatuh bangun tersebut, memahami bahwa semua hal itu butuh proses, tidak seperti adikku yang lahir ketika keluargaku sudah mulai mapan. Hingga ia berkepribadian segala sesuatu itu instan & harus ada.
Bersyukur karna aku belajar artinya perjuangan & usaha. Karna kata Andrea Hirata "Hidup dengan usaha sama seperti mata yang ditutup dengan kain hitam dan disuruh memilih buah yang ada dikeranjang, apapun yang dipilih pastilah buah. Sedangkan jika hidup tanpa usaha sama seperti mencari kucing hitam di ruangan yg gelap dengan mata tertutup dan yang sebenarnya kucing hitam itu tidak ada".
Yah, kami sudah mendapatkan buah itu. Alhamdulillah ya Allah. Dan saat abah bertanya aku ingin apa, aku bingung menjawab, bukan karna banyak yang aku ingini. Aku mulai berhenti ingin ini itu dan mulai belajar merasa cukup, besyukur & mempertahankan apa yang sudah ada.
*seseorang spesial*
Setahun kebelakang ada beberapa orang yang saya ijinkan masuk ruang tamu hati saya. Seseorang itulah yang banyak mengajarkan hal baru. Masalah hati mengenai ikhlas-mengikhlaskan.
Dear you, terima kasih sudah mengisi hari-hariku di usia 19, kejar mimpimu, namun tetaplah be down to earth, mimpimu mungkin setinggi langit, tapi kakimu masih berpijak di tanah. Hidup lah dengan tenang dan tanpa dendam masa lalu, maafkan lah segala kesalahan masa lalu.
Walaupun bukan aku yang bersamamu & mendampingimu atau berdiri di baris terdepan menyaksikan kesuksesanmu, tapi ketahuilah standing applause terkeras itu dari aku. Bismillah. This is my georgeous 20