Bisa mengeyam pendidikan di perguruan tinggi tentu hal yang amat sangat aku
syukuri, Karna diluar sana ada yang memiliki semangat namun keberuntungan
belum menghampiri, ada juga yang sudah beruntung namun kadang malah
menyianyiakan kesempatan bisa mengeyam pendidikan di perguruan tinggi.
syukuri, Karna diluar sana ada yang memiliki semangat namun keberuntungan
belum menghampiri, ada juga yang sudah beruntung namun kadang malah
menyianyiakan kesempatan bisa mengeyam pendidikan di perguruan tinggi.
Memang belajar bisa dimana saja, Bahkan pelajaran kehidupan tidak ada
di bangku kuliah. Namun sekali lagi, Bisa mengeyam pendidikan sampai ke
perguruan tinggi itu hal yang amat sangat disyukuri.
Menjadi sarjana jangan hanya sekedar yang penting lulus. Karna 'kita' berbeda,
'kita' harapan dan agent of change. Perkara saat seorang sarjana memutuskan untuk
di bangku kuliah. Namun sekali lagi, Bisa mengeyam pendidikan sampai ke
perguruan tinggi itu hal yang amat sangat disyukuri.
Menjadi sarjana jangan hanya sekedar yang penting lulus. Karna 'kita' berbeda,
'kita' harapan dan agent of change. Perkara saat seorang sarjana memutuskan untuk
berwirausaha setelah lulus,hal yang sering dianggap remeh temeh bagi sebagian
masyarakat. Begitu pun dengan aku, saat aku berkata pada orang tuaku ingin
berwirausaha setelah lulus, tanggapan merekatentu menolak.
Yah, Sukses di masyarakat identik dengan materi, fasilitas, karier dan jabatan.
masyarakat. Begitu pun dengan aku, saat aku berkata pada orang tuaku ingin
berwirausaha setelah lulus, tanggapan merekatentu menolak.
Yah, Sukses di masyarakat identik dengan materi, fasilitas, karier dan jabatan.
Wirausaha, yang kasarnya dapat dikatakan dengan berjualan dianggap alternaltif
pekerjaan terakhir, wirausaha dianggap pekerjaan dengan latar belakang
pendidikan low.
Namun yang sebenarnya ialah berwirausaha itu setidaknya lebih terhormat
ketimbang kamu memakan duit yang bukan hak mu (Korupsi).
Bukan karna aku anakdari seorang pedagang lantas aku mengagung-agungkan wirausaha, untuk hal itu aku punya kebanggaan tersendiri. Bahkan dengan pekerjaan yang dianggap remeh temeh itulah yang
pekerjaan terakhir, wirausaha dianggap pekerjaan dengan latar belakang
pendidikan low.
Namun yang sebenarnya ialah berwirausaha itu setidaknya lebih terhormat
ketimbang kamu memakan duit yang bukan hak mu (Korupsi).
Bukan karna aku anakdari seorang pedagang lantas aku mengagung-agungkan wirausaha, untuk hal itu aku punya kebanggaan tersendiri. Bahkan dengan pekerjaan yang dianggap remeh temeh itulah yang
mengantarkanku bisa kuliah, mengantongi ijazah perguruan tinggi &
bisa mengetik tulisan di gadget ini.
bisa mengetik tulisan di gadget ini.
Aku punya kekaguman tersendiri pada para 'pedagang'. Entah dari kelas
high hingga kelas low. Aku salut. Bahkan dalam ilmu ekonomi pun pedagang
dikatakan sebagai penggerak perekonomian daerah/negara. Namun bukan
berarti aku mengatakan menjadi karyawan/pegawai itu tidak baik.
Menjadi karywan atau wiraswasta sama-sama baik. Tidak ada yang lebih baik.
Karna keduanya seimbang. Baik atau tidak itu soal pilihan diri masing-masing.
Aku sendiri adalah sarjana jurusan komunikasi. Namun aku tidak membatasi diriku,
aku punya banyak minat. Aku tidak membatasi diriku bahwa aku harus berkarier
linear sesuai dengan background pendidikanku. Apapun yang aku minat aku
linear sesuai dengan background pendidikanku. Apapun yang aku minat aku
coba melakukannya. Tidak masalah jika tidak linear dengan background
pendidikan ku. Aku pikir itu tandanya aku belajar hal baru. Dan apapun
pendidikan yangaku dapat, kelak adalah sebuah kebutuhan yanga amat sangat
penting entah akhirnya aku berkarir, berwirausaha atau menjadi ibu rumah tangga,
pendidikan yangaku dapat, kelak adalah sebuah kebutuhan yanga amat sangat
penting entah akhirnya aku berkarir, berwirausaha atau menjadi ibu rumah tangga,
pendidikan itu akan menjadi kebutuhan anakku kelak, karna aku lah guru
pertama dan utama untuk anakku. setidaknya, rasa haus intelektual dan haus
pertemanan dan pertemuan dengan orang-orang hebat sudah terobati.
Karna Sekolah bukan tentang ajang gengsi, tapi tentang haus ilmu.
Kamu hanyalah keluarga kecil yang mencoba memperbaiki hidup.
Berikhtiar untuk hidup lebih baik. Bukan kah Tuhan tidak akan mengubah
nasib suatukaum jika kaumnya tidak berusaha ? Hal itulah yang kami ilhami.
nasib suatukaum jika kaumnya tidak berusaha ? Hal itulah yang kami ilhami.
Terinspirasi juga dengan kutipan pada novel Laskar pelangi
“Tapi yang pasti pengalaman selalu menunjukkan bahwa hidup dengan usaha adalah mata
yang ditutupuntuk memilih buah-buahan dalam
keranjang. Buah apapun yang didapat tetap mendapat buah.
Sedangkan hidup tanpa usaha adalah mata yang ditutup
untukmencari kucing hitam di dalam kamar gelap
Sedangkan hidup tanpa usaha adalah mata yang ditutup
untukmencari kucing hitam di dalam kamar gelap
dan kucingnya tidak ada.”
Terus berusaha, berjuang untuk mencapai cita-cita juga agar
Terus berusaha, berjuang untuk mencapai cita-cita juga agar
memiliki hidup yang lebih baik. Karna support itu juga yang selalu menjadi amunisi
semangat disaat krisis semangat melanda.
semangat disaat krisis semangat melanda.
Menurutku kehausan untuk menuntut ilmu tidak membatasi siapapun.
Mungkin mereka yang dari keluarga berkecukupan dengan fasilitas lengkap
memiliki kesempatan lebih besar untuk mengeyam pendidikan di sekolah
ternama. Namun setidaknya, pengajaran, perjuangan & nasehat dari orang tua untuk
memperbaiki nasib, untuk masa depan yang lebih baik membuktikan, ditengah
kesederhanaan,untuk tetap mengutamkan pendidikan.
Bagi mereka meninggalkan warisan kepada anak berupa harta berlimpah tidaklah cukup.
Mereka percaya dengan ilmu yang dimiliki itulah yang akan
meninggikan derajat mereka di surga kelak.
Menimba ilmu juga tidak harus di sekolah.
Namun bukan berarti itu alasan untuk menjalani hidup apa adanya tanpa mengusahakan
& berjuang untuk mengeyam pendidikan.
"Allah tidak menghukum orang yang tidak tahu
tapi Allah tidak suka dengan orang tidak mau tahu” .
Kita dapat menimba ilmu dari manapun dan pastikan kelak akan bermanfaat,
tidak hanya untuk diri sendiri namun bagi orang sekitar dan banyak orang.
Jika belum mendapatkan kesempatan untuk mengeyam pendidikan di perguruan tinggi,
tetaplah belajar dari mana pun, dari banyak pintu ilmu. Menuntut ilmu adalah jalan untuk
mendapatkan keridhoan-Nya. Ilmu adalah pintu untuk dapat menebar manfaat untuk sesama.
"Sekolah adalah dahaga intektual, bukan tentang penunjukkan kecerdasa"-
@junohadinoto